Jawa Timur Dorong Perempuan Jadi Agen Pembangunan Nasional

Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Minggu menyerukan perlindungan, pemberdayaan, dan kemajuan perempuan yang lebih kuat. Beliau menyatakan peran mereka sangat penting sebagai agen pembangunan daerah dan nasional di tengah perubahan demografi dan sosial di provinsi kedua terpadat di Indonesia ini.

“Jumlah penduduk Jatim pada 2025 mencapai 42,08 juta, dengan perempuan menyumbang 50,17 persen. Ini merupakan kekuatan sekaligus tantangan besar yang harus dikelola dengan bijak untuk mendukung pembangunan inklusif dan berkelanjutan,” ujar Khofifah dalam sebuah pernyataan.

Dia menunjuk pada kemajuan yang stabil dalam indikator terkait kesetaraan gender. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jatim tercatat 93,05 pada 2024, lebih tinggi dari rata-rata nasional 92,46, yang mencerminkan peningkatan dalam pendidikan, kesehatan, dan partisipasi ekonomi.

Di waktu yang sama, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) provinsi itu turun menjadi 0,347 pada 2024 dari 0,423 setahun sebelumnya.

“Angka ini jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 0,421, menempatkan Jatim di antara provinsi dengan ketimpangan gender terendah di negara ini,” tambahnya.

Berita terkait: Ketangguhan mental di balik kemenangan tim basket perempuan Jawa Timur

Khofifah menyebutkan bahwa keterwakilan perempuan di legislatif Jatim telah mencapai 20 persen, sementara partisipasi angkatan kerja perempuan berada di angka 60,64 persen. Namun, dia mengakui masih ada tantangan yang terus berlanjut, termasuk kekerasan terhadap perempuan dan anak, pernikahan dini, serta masalah stunting.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah provinsi terus memperkuat kebijakan pencegahan dan pemberdayaan melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) dan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), jelasnya.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi mengatakan bahwa Hari Ibu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, tetap menjadi tonggak penting bagi pergerakan perempuan Indonesia dan menyoroti peran sentral perempuan dalam membangun keluarga dan bangsa.

MEMBACA  Perempuan Cantik Ini Menawarkan Keperawanannya Rp33 Miliar, Tidak Menyesal

“Gubernur Khofifah, sebagai perempuan pertama yang memimpin Jawa Timur, merupakan hal yang luar biasa,” ujar menteri tersebut. Dia mendorong semua pemangku kepentingan untuk memperkuat nilai-nilai agama dan moral sebagai landasan membangun keluarga, masyarakat, dan bangsa yang adil, tangguh, serta berkelanjutan.

Berita terkait: Jawa Timur sediakan layanan pusat panggilan untuk perempuan dan anak

Penerjemah: Willi, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar