Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyerukan kolaborasi antar daerah yang lebih kuat dalam hal literasi. Mereka mendorong daerah-daerah tidak hanya promosikan kebiasaan membaca, tapi juga fokus untuk menciptakan dampak nyata bagi pembangunan lokal.
"Jakarta, sebagai barometer nasional, menunjukkan inklusivitasnya dengan berbagi pengalaman dan membangun kekuatan kolektif dengan daerah lain," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, pada Minggu (23/2) di Festival Literasi dan Iklim 2025.
Berbicara di festival yang diadakan di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, Rano menyatakan acara ini mencerminkan kepedulian daerah terhadap kualitas literasi dan kesadaran iklim yang semakin tumbuh. Acara ini juga menunjukkan komitmen Jakarta dalam menciptakan ruang publik yang mudah diakses.
"Kehadiran Taman Literasi menyimbolkan keterbukaan dan harapan. Kami sangat mendukungan kolaborasi, termasuk dengan Gubernur Maluku. Insyaallah, ini akan diperluas ke daerah lainnya," tambahnya.
Festival ini diselenggarakan oleh Yayasan Heka Leka bekerja sama dengan Pemerintah Australia, sebagai bagian dari agenda nasional mempromosikan literasi dan kesadaran iklim. Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, juga hadir dalam acara tersebut.
Rano mencatat bahwa Jakarta dan Maluku memiliki kemitraan yang sudah lama terjalin di berbagai sektor. Kerja sama mereka dalam literasi, menurutnya, melampaui sekadar membaca—tujuannya adalah untuk mendorong gerakan massa dan perubahan sosial yang berkelanjutan.
"Acara ini hanyalah permukaannya saja. Kolaborasinya sudah aktif sejak beberapa waktu. Bahkan Gubernur Lewerissa membagikan tiga buku—Pangan Lokal Orang Kei, Perubahan Iklim dan Bumi Kita, dan Sehat Bersama Hadapi Perubahan Iklim—sebagai bukti dari upaya yang sedang berjalan ini," kata Rano.
"Literasi yang sebenarnya berarti membaca, menulis, memahami, dan mengambil tindakan," tambah dia.
Fokus pada Akses yang Merata
Gubernur Maluku, Lewerissa, menekankan fokus pemerintahannya untuk memastikan akses yang setara terhadap sumber daya literasi, baik secara daring maupun luring.
"Pemerintah Maluku menangani tantangan utama dengan solusi yang disesuaikan. Kami sangat ingin belajar dari provinsi yang lebih maju dan menyambut kolaborasi ini," ujarnya.