Israel Serang Rafah Selama Gencatan Senjata, Tuduh Hamas Langgar Perjanjian

Minggu, 19 Oktober 2025 – 21:16 WIB

Gaza, VIVA – Militer Israel melakukan serangan udara ke wilayah Rafah, di bagian selatan Gaza. Ini terjadi padahal sebenarnya sedang ada kesepakatan gencatan senjata yang berlangsung.

Baca Juga:
PBB Sebut 300.000 Siswa di Jalur Gaza Bakal Kembali Bersekolah

Media publik Israel, Kan, melaporkan kalau Angkatan Udara Israel menyerang target di wilayah Rafah. Mereka berdalih bahwa serangan ini dilakukan karena Israel dianggap melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Channel 12 menyatakan serangan tersebut terjadi setelah kendaraan militer Israel diserang oleh pejuang Hamas. Hamas menyerang pasukan Israel di Rafah menggunakan granat berpeluncur roket dan juga tembakan dari penembak jitu.

Baca Juga:
Cerita Tentara Israel: Hamas Sediakan Taurat dan Perlengkapan Ibadah Yahudi selama Disandera

Kejadian ini disebut terjadi di luar garis kuning, yaitu batas penarikan awal Israel sesuai perjanjian gencatan senjata.

Hal itulah yang membuat Israel melakukan serangan di daerah itu, padahal gencatan senjata baru berjalan sembilan hari. Sampai saat ini, belum ada tanggapan dari pihak Israel maupun Hamas mengenai insiden ini.

Baca Juga:
Serangan Israel Tewaskan Panglima Houthi, Menhan Katz: al-Ghamari Susul Rekannya ke Neraka!

Meski begitu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan mengadakan konsultasi keamanan pada Minggu pagi, bersama dengan menteri pertahanan dan panglima militernya.

Sebelumnya, pasukan zionis Israel juga menghancurkan sebuah kendaraan sipil dekat Gaza City. Serangan itu menewaskan belasan warga sipil dari satu keluarga.

Juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal, menyampaikan pada Jumat (17/10) malam bahwa kendaraan itu membawa 11 orang dari keluarga Shaaban. Diantaranya ada 7 anak-anak dan 2 wanita. Kendaraan itu ditembak setelah melewati “garis kuning” di wilayah Al-Zeitoun dekat Gaza City.

MEMBACA  Serangan Israel Menewaskan Komandan Hezbollah di Lebanon

Dia mengatakan serangan itu dilakukan tanpa ada peringatan sama sekali.

“Padahal, sebenarnya masih mungkin untuk memberi peringatan atau menangani mereka dengan cara yang tidak sampai menimbulkan kematian,” kata Basal.

“Apa yang terjadi kali ini benar-benar membuktikan bahwa pasukan penjajah masih haus darah dan bertekad melanjutkan kejahatan mereka terhadap warga sipil yang tidak bersalah,” ucap juru bicara dari badan Palestina itu.

“Garis kuning” adalah garis demarkasi tidak resmi yang memisahkan wilayah yang masih diduduki pasukan Zionis Israel dengan wilayah yang bisa dipakai warga sipil Palestina setelah gencatan senjata di Jalur Gaza berlaku.

Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, yang dicapai dengan bantuan mediasi regional dan internasional serta mulai berlaku sejak 10 Oktober lalu, menetapkan bahwa pasukan Israel akan mundur secara bertahap dari beberapa wilayah Gaza ke posisi baru di belakang “garis kuning”.

Halaman Selanjutnya

Agresi Zionis Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung dari 7 Oktober 2023 dan baru berhenti bulan ini telah menewaskan hampir 68.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Sebagian besar dari korban adalah perempuan dan anak-anak.