loading…
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi berharap agar tidak ada pihak yang bersikap resisten terkait kemunculan film dokumenter berjudul Dirty Vote yang baru-baru ini viral dan menjadi perbincangan di masyarakat. Foto/Felldy Utam
JAKARTA – Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi berharap agar tidak ada pihak yang bersikap resisten terkait kemunculan film dokumenter berjudul ‘Dirty Vote’ yang baru-baru ini viral dan menjadi perbincangan di masyarakat. Menurut Islah, Dirty Vote ini sebenarnya merupakan film anjuran politik yang sudah biasa dilakukan.
Bahkan, hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai negara, terutama di Amerika Serikat. “Saya kira Dirty vote tidak boleh disikapi secara resisten juga,” kata Islah usai menghadiri acara diskusi yang digelar di kawasan Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024).
Menurut dia, orang-orang yang tersinggung dengan film Dirty Vote ini sama seperti orang-orang yang seolah-olah dirugikan oleh Dirty Vote. Oleh karenanya, ia mengaku menyayangkan jika masih ada orang yang menuduh macam-macam dengan film ini.
“Saya kira kita tidak perlu gerah dengan itu karena itu memang adalah bedasarkan fakta di lapangan dan kita tidak boleh tersinggung dengan itu, ini adalah edukasi politik terhadap masyarakat,” ujarnya.
“Dan saya kira kalau menurut saya sikap-sikap yang resisten terhadap film sejenis ini adalah orang-orang yang kurang dewasa,” tutur dia.
(rca)