Investasi energi berkelanjutan tetap menjadi prioritas: menteri

Investasi dalam proyek energi berkelanjutan tetap menjadi prioritas untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029. Pemerintah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060, atau bahkan mempercepat upaya untuk mencapainya lebih awal pada tahun 2050.

“Kami yakin bahwa pertumbuhan 8 persen dapat tercapai pada tahun 2029, dan pada saat yang sama, kami juga mendukung investasi berkelanjutan, mengingat kita memiliki potensi yang sangat besar untuk hal tersebut,” tambahnya di sini pada hari Rabu.

“Jadi, investasi dalam energi bersih dan terbarukan adalah salah satu prioritas yang ingin kita lakukan,” lanjutnya.

Saat ini, potensi sumber energi berkelanjutan di Indonesia sekitar 3.700 gigawatt (GW). Namun, kapasitas terpasang baru hanya 14,4 GW, atau kurang dari 1 persen.

Beberapa potensi investasi terbesar dalam energi berkelanjutan terletak pada proyek solar, hidro, bioenergi, angin, dan panas bumi.

“Panas bumi juga sangat menarik karena Indonesia memiliki salah satu cadangan terbesar di dunia untuk panas bumi, terutama di Jawa dan Sumatra,” catat Roeslani.

Beliau menegaskan bahwa penggunaan energi berkelanjutan akan terus dikembangkan untuk mencapai NZE.

“Jadi, kita menjadi negara yang lebih terbuka, kita terbuka untuk bisnis, tetapi pada saat yang sama, kita terus melakukan reformasi dalam hal kebijakan, dalam hal regulasi, sehingga investasi yang masuk ke Indonesia dapat berjalan dengan baik dan memiliki dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan tentu saja, akan mengarah pada Indonesia yang lebih baik di masa depan,” katanya.

Berita terkait: Indonesia, Australia mendorong inovasi dalam penelitian energi berkelanjutan

Berita terkait: Melampaui minyak: Uni Emirat Arab dan Indonesia membentuk jalan menuju masa depan energi hijau

MEMBACA  Industri Forward mengubah utang menjadi ekuitas untuk memenuhi kepatuhan NASDAQ oleh Investing.com

Penerjemah: M. Baqir Idrus Alatas, Yashinta Difa
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2025