loading…
Presiden Vietnam To Lam saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing. Keduanya menyaksikan upacara penghormatan, sebelum mengadakan pembicaraan bilateral. FOTO/AP
HANOI – Investasi perusahaan China ke Vietnam naik pesat dari Januari hingga November 2025 dan mencapi rekor USD6,7 miliar atau sekitar Rp111 triliun. Angka itu membuat China menjadi investor terbesar di Vietnam. Ini terjadi di tengah tekanan tarif 20 persen yang diterapkan Amerika Serikat pada ekspor Vietnam sejak Agustus 2025.
Kenaikan investasi ini berjalan bersama dengan meningkatnya perdagangan antara kedua negara. Menurut Reuters, impor Vietnam dari China hingga November 2025 mencapai USD168 miliar, naik sekitar 30 persen dari periode yang sama tahun lalu dan melebihi total impor selama 2024. Produk elektronik mendominasi hampir sepertiga impor tersebut, kebanyakan untuk diekspor kembali ke Amerika Serikat. Sementara itu, barang konsumsi seperti kendaraan dan produk makanan juga mencatatkan kenaikan yang signifikan.
Baca Juga: Perkuat Posisi Global, BRICS Tolak Tudingan soal Serangan terhadap Dolar AS
Di sektor teknologi, pemerintah Vietnam mulai mengambil langkah yang dulu dianggap sensitif. Beberapa proyek yang sebelumnya tertunda karena alasan keamanan nasional sekarang sudah disetujui. Contohnya, Huawei mendapat kontrak untuk menyediakan peralatan 5G senilai USD23 juta pada April 2025. Tidak lama setelah itu, ZTE juga mendapatkan dua kontrak untuk antena 5G dengan total nilai lebih dari USD20 juta, hanya beberapa minggu setelah pengumuman tarif AS.
Pelonggaran kebijakan juga terlihat di sektor transportasi. Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam pada April 2025 menyetujui pengoperasian pesawat buatan Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC). Mereka mengakui bahwa sertifikasi desain pesawat itu setara dengan standar yang digunakan Amerika Serikat.