Indonesia Menulis Ulang Sejarah untuk Membangun Identitas yang Lebih Kuat: Menteri

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah sedang menjalankan proyek untuk menulis ulang narasi sejarah resmi Indonesia. Tujuannya adalah membantu bangsa ini memahami identitasnya sepenuhnya dan menentukan arah masa depan, kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

"Sudah saatnya kita menulis kembali narasi sejarah Indonesia, mengubahnya bukan sekadar catatan, tapi menjadi landasan untuk membangun generasi yang tahu siapa mereka dan kemana bangsa ini akan pergi," ujarnya dalam pernyataan resmi yang dikutip hari Minggu.

Ia menyampaikan hal itu dalam seminar yang diadakan oleh Asosiasi Mahasiswa Sejarah Indonesia (P3SI) di Universitas Negeri Jakarta. Acara ini mengangkat tema "Menulis Sejarah, Membangun Bangsa: Memperkuat Peran Pendidikan Sejarah di Sekolah."

"Tema ini sangat tepat, penting, dan relevan dengan topik hangat saat ini. Sejarah adalah faktor kunci dalam pembangunan nasional," tegas Zon.

Menteri menekankan bahwa inisiatif pemerintah untuk menulis ulang sejarah didasarkan pada kebutuhan mendesak untuk memperbarui narasi nasional dengan memasukan peristiwa-peristiwa penting di Era Reformasi.

Dia mencatat bahwa buku Sejarah Nasional Indonesia sudah cukup ketinggalan zaman karena ditulis pada tahun 1970-an. Sementara itu, Indonesia dalam Arus Sejarah, yang terbit tahun 2012, tidak mencakup secara lengkap dinamika sosial dan politik antara masa pemerintahan BJ Habibie hingga Joko Widodo, tambahnya.

Zon juga menekankan pentingnya menggunakan perspektif yang lebih berpusat pada Indonesia dalam memahami sejarah bangsa. Sebagai contoh, Belanda menyebut operasi militer mereka di Indonesia akhir 1940-an sebagai politionele acties (tindakan polisi), sementara Indonesia menganggapnya sebagai agresi dan ancaman terhadap perjuangan kemerdekaan.

Dengan ini, Zon menyatakan bahwa menulis ulang sejarah tidak hanya sekadar mencatat peristiwa—tapi juga harus membantu membangun identitas nasional yang lebih kuat.

MEMBACA  Petunjuk dan jawaban Koneksi NYT untuk 20 Maret: Tips untuk memecahkan 'Koneksi' #648.

Dia menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus menciptakan kembali identitas mereka dengan mempromosikan narasi sejarah yang berakar pada pengalaman dan karakter mereka sendiri.

Berita terkait: