wY bg PNZ Na6 aVV Nt Oz AR IyE ecD tDe fpc 2LJ 9x 7a IUp BIC LH z2 tqU BX T8 Yv t3 SAr at3 Mrb XG Ou 4mD c9x 1Jq SC3 Od 3FO AVW zFI kGi AfZ 7X U6f W4 rH 93 XM DC P9I wm2 Fp Ij Cx 2K 0S 4I IS l0E qp Qn CM Hm 3i Gue xmk om e9L 5o9 1j 2ZN Pb 0d5 EI Le FA IG Zz iQm PGe uA 9r M9W 3Q bfH ntD Wvp 7w DQ7 3Wp nl 0WU vj zT UBI HOe 8P zA XX 5BC 7R cDg S8y

Indonesia mengejar “investasi berkualitas” dari China: Menteri Luar Negeri Marsudi

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia terbuka dan mengejar “investasi berkualitas” dari China di tengah lonjakan nilai investasi dan perdagangan bilateral dalam dekade terakhir. “Kami ingin melihat investasi yang berkualitas (dari China), yang berarti investasi yang menghormati prinsip Lingkungan, Keberlanjutan, dan Tata Kelola (ESG),” kata Marsudi kepada ANTARA di sini pada Jumat.

Marsudi menyampaikan pernyataan tersebut setelah bertemu dengan rekan sejawatnya dari China, Wang Yi, di 5th Indonesia-China Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) di Gedung Tamu Negara Diaoyutai Beijing.

Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menteri tersebut menyatakan bahwa investasi China di Indonesia telah mencapai USD7,43 miliar pada tahun 2024, hampir sepuluh kali lipat dari tahun 2014 ketika hanya tercatat investasi sebesar USD800 juta.

Nilai investasi saat ini membuat China menjadi investor terbesar kedua Indonesia setelah Singapura. Namun, ia menunjukkan bahwa investasi USD7,43 miliar dari China tidak termasuk investasi dari Hong Kong.

Marsudi mengatakan bahwa menteri luar negeri China telah menyoroti bahwa nilai total potensial investasi bilateral dapat mencapai USD55 miliar, dengan proporsi investasi China ke Indonesia sebesar USD33 miliar dan investasi Indonesia ke negara tersebut sebesar USD22 miliar.

Sementara itu, menteri menyoroti peningkatan signifikan dalam perdagangan Indonesia-China selama dekade terakhir.

Menurut data otoritas bea cukai China, nilai total perdagangan antara Indonesia dan China pada tahun 2014 tercatat sebesar USD63,66 miliar, dengan defisit di pihak Indonesia sebesar USD14,48 miliar.

Namun, pada tahun 2023, Indonesia telah mengatasi defisit karena nilai total perdagangan bilateral mencapai USD139,26 miliar.

“Peningkatannya telah melampaui 100 persen, dan Indonesia telah membuat surplus perdagangan selama empat tahun terakhir, menurut otoritas China. Pada tahun 2023, surplus kami hampir mencapai USD9 miliar,” ujar Marsudi.

MEMBACA  Setelah keluar dari penjara, saya tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup. Sekarang saya menjalankan bisnis.

Selain perdagangan dan investasi, Marsudi dan Wang juga membahas kerjasama dalam energi terbarukan, pengembangan industri hilir, dan ekosistem kendaraan listrik selama pertemuan bilateral.