Indonesia mendesak persatuan ASEAN dalam negosiasi tarif AS

Jakarta (ANTARA) – Indonesia mengundang negara-negara ASEAN untuk bersama-sama melakukan negosiasi dengan AS mengenai tarif timbal balik yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pekan lalu.

Usulan ini dibahas selama Pertemuan Khusus Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) pada Kamis (10 April), di mana delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Luar Negeri.

“Pertemuan khusus ini bertujuan untuk membahas isu terkait tarif timbal balik Amerika Serikat yang diumumkan pada 2 April 2025, terutama dampaknya pada negara-negara anggota ASEAN, serta strategi kolektif ASEAN dan respons ke depan,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam pernyataannya pada Jumat.

Susiwijono menjelaskan bahwa pada prinsipnya, negara-negara ASEAN sepakat bahwa blok harus melakukan dialog untuk menjaga hubungan baik dengan AS.

Anggota ASEAN juga sepakat untuk tidak melakukan pembalasan terhadap AS.

Ia menekankan bahwa ASEAN akan tetap teguh dalam memperdalam integrasi ekonomi regional, memanfaatkan peluang di tengah tantangan global, dan menjaga lingkungan ekonomi regional yang dapat diprediksi, transparan, non-diskriminatif, adil, inklusif, dan terbuka yang telah mendukung pertumbuhan perdagangan dan pembangunan regional.

Dengan demikian, ASEAN akan mempromosikan Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi ASEAN-AS (TIFA) dan Kemitraan Strategis ASEAN-AS sebagai platform untuk mengidentifikasi kepentingan bersama antara ASEAN dan AS.

Kedua, blok ini menegakkan komitmen dalam Perjanjian ASEAN dan meningkatkan perdagangan intra-ASEAN melalui Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ATIGA) dan Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA).

Ketiga, ASEAN akan terus mencari mitra perdagangan baru sambil mempertahankan hubungan perdagangan yang sudah ada.

Terakhir, ASEAN akan terus mengeksplorasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) untuk menarik anggota baru sehingga ASEAN dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu dan mendiversifikasi pilihan.

MEMBACA  Pakistan Membutuhkan Dukungan dalam Memerangi Terorisme. Seorang Trump yang Bahagia Bisa Membantu.

Menurut Susiwijono, ASEAN berkomitmen untuk melanjutkan keterlibatan dengan AS setelah pembicaraan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia dan Perdana Menteri Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis (3 April) yang meminta agar Malaysia, sebagai ketua ASEAN, berperan aktif dalam berinteraksi dengan AS.

“Selama Pertemuan Khusus Menteri Ekonomi ASEAN, kami juga membahas pembentukan ASEAN Geoeconomics Task Force dan rencana untuk mengadakan KTT ASEAN Virtual untuk menindaklanjuti Pertemuan Khusus AEM ini,” tambah Susiwijono.

Berita terkait: Respons ASEAN yang Terkoordinasi terhadap tarif Trump diperlukan, mendesak

Berita terkait: Presiden Prabowo, PM Anwar membahas tarif AS terhadap negara-negara ASEAN

Translator: Bayu Saputra, Yashinta Difa
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025