Jakarta (ANTARA) – Lebih dari 2.500 personel perempuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB hingga saat ini, menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
“Sejak 2008, Indonesia telah mengirim sekitar 2.556 personel perempuan untuk misi perdamaian PBB, dari total 24.000 pasukan perdamaian Indonesia,” ujar Kolonel (AU) Ratih Pusparini, pejabat Lemhannas, di Jakarta pada Jumat.
Ia berbicara dalam diskusi publik tentang Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan (WPS) yang diselenggarakan oleh The Habibie Center dan Misi Kanada untuk ASEAN. Pusparini menyebutkan bahwa personel perempuan sering ditugaskan di peran pendukung seperti medis, logistik, dan administrasi.
Namun, beberapa perwira perempuan juga pernah menjabat di posisi lebih menonjol, termasuk sebagai pengamat militer yang bertugas melakukan kunjungan dan penilaian di daerah konflik di bawah mandat PBB.
Pusparini, perempuan pertama Indonesia yang dikirim sebagai pasukan perdamaian pada 2008, mengaku pernah bertugas sebagai pengamat militer di Timur Tengah.
Meski begitu, jumlah perempuan Indonesia dalam misi perdamaian masih sedikit dibandingkan laki-laki, katanya.
Ia menekankan bahwa pasukan perdamaian perempuan memberikan perspektif berbeda yang mendukung kesuksesan misi dan menjadi ruang aman bagi kelompok rentan terdampak konflik.
“Semua tahu militer adalah dunia laki-laki, jadi perwira perempuan harus bekerja lebih keras untuk membuktikan kemampuan mereka,” ujar Pusparini.
“Dalam beberapa kasus, perwira perempuan bahkan lebih unggul dari rekan laki-laki,” tambahnya, mendorong lebih banyak perempuan ditempatkan di posisi komando dalam operasi perdamaian.
Pusparini juga menyoroti bahwa peningkatan jumlah perempuan dalam misi perdamaian sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1325 tahun 2000, yang mendorong kesetaraan gender dan kesempatan sama bagi perempuan dalam upaya perdamaian global.
Reporter: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025