Indonesia Harus Belajar dari Rusia tentang Energi Nuklir: MPR

Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Eddy Soeparno mengatakan bahwa Indonesia harus belajar tentang pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir dari Rusia.

“Melalui pengembangan energi nuklir, Rusia telah menunjukkan terobosan dalam energi terbarukan secara global, dan hal itu menjadi contoh bagi Indonesia untuk pengembangan teknologi serupa,” ungkap Soeparno, seperti yang dikutip dari pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh MPR pada hari Sabtu.

Ia menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Wakil Ketua Pertama Dewan Federasi Rusia, Andrey Yatskin, di sela-sela Kongres Ekologi Internasional Nevsky XI di St. Petersburg, Rusia.

Soeparno mencatat bahwa badan nuklir Rusia, Rosatom, telah mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir modular yang telah melewati tahap uji coba.

Oleh karena itu, ia mengatakan ia berharap Indonesia dan Rusia dapat menjalin kerja sama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir, khususnya pertukaran teknologi dan inovasi antara para ahli dari kedua negara.

“(Melalui langkah ini,) Sumber daya manusia kita di sektor energi terbarukan akan lebih teredukasi dan terlatih dalam menangani teknologi terbaru,” tambah wakil ketua tersebut.

Berita terkait: Indonesia mendukung pembangkit listrik tenaga nuklir Rosatom di Sulawesi Tenggara

Dalam pertemuan mereka, Soeparno dan Yatskin juga membahas cara meningkatkan volume perdagangan bilateral, yang akan menguntungkan kedua negara dan memperdalam kerja sama bilateral.

“Kami juga akan mengambil langkah-langkah tindak lanjut terhadap inisiatif Rusia kepada pemangku kepentingan kami sebagai dukungan kami terhadap strategi diplomasi Presiden Prabowo Subianto dalam bergabung dengan BRICS dan meningkatkan ekspor ke negara-negara berkembang,” ujar Soeparno.

Untuk pengembangan energi nuklir nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia telah mempertimbangkan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir lepas pantai untuk daerah terpencil di wilayah Indonesia bagian timur.

MEMBACA  Derek Chisora Menolak Hadapi Moses Itauma: Koneksi Internet Buruk!

Pembangkit listrik nuklir lepas pantai tersebut bisa menggantikan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil yang biasa digunakan di wilayah tersebut, kata direktur jenderal ketenagalistrikan di kementerian, Jisman P. Hutajulu, pada 19 Mei 2025.

Berita terkait: BRIN, Rusia jalin kerjasama untuk mengembangkan sumber daya manusia nuklir

Penerjemah: Walda Marison, Nabil Ihsan
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2025