Indonesia dan Prancis memperkuat hubungan ekonomi di tengah 75 tahun hubungan diplomatik

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis Eric Lombard untuk menjelajahi cara meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi.

Selama pertemuan di Paris pada Rabu (5 Maret), Hartarto mencari dukungan dari Prancis untuk membantu Indonesia mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 8 persen secara bertahap dan aspirasinya untuk menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi.

Menteri Indonesia menyatakan bahwa investasi Prancis yang substansial di Indonesia diinisiasi oleh Grup Eramet, yang saat ini sedang memperluas bisnisnya dalam rantai nilai baterai kendaraan listrik (EV) berbasis nikel dengan memanfaatkan sumber daya di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Kolaborasi antara Grup Eramet dan perusahaan China meliputi pengolahan dan penurunan mineral strategis untuk mendorong ekosistem EV yang lebih berkelanjutan.

Menteri Airlangga menekankan bahwa pembelian peralatan militer Indonesia dari Prancis, senilai 11 miliar euro, harus dilengkapi dengan perluasan perdagangan Prancis dengan Indonesia di sektor lain.

Sebagai tanggapan, Menteri Lombard menyoroti beberapa proyek kerja sama potensial, termasuk proyek hidrogen HDF Energy di Sumba bekerjasama dengan PT PLN, kolaborasi industri satelit melalui Thales, dan konstruksi rel kereta dan jalurnya di mana Prancis akan menyiapkan skema pembiayaan.

Selain itu, ia mencatat bahwa Prancis akan berkontribusi pada pengembangan infrastruktur LRT di Bandung, Jawa Barat.

Selama pertemuan, Airlangga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Prancis atas dukungan penundaan penerapan regulasi Uni Eropa tentang produk bebas deforestasi (EUDR) hingga akhir 2025.

“Pemerintah selalu proaktif dalam melakukan dialog bilateral terkait implementasi EUDR dengan Uni Eropa. Dialog tersebut dapat menjadi ruang bagi Indonesia untuk menyelaraskan kepentingan nasional dengan kepentingan Uni Eropa,” katanya.

MEMBACA  Menteri Luar Negeri Inggris Menggambarkan Situasi Timur Tengah Sangat Berbahaya

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memperkuat industri minyak kelapa sawit (CPO) sebagai salah satu sektor unggulan yang berkontribusi pada ekonomi Indonesia.

Oleh karena itu, Airlangga mengundang Prancis untuk mendukung komitmen Indonesia untuk mematuhi standar keberlanjutan yang diakui secara global, terutama di industri CPO.

Sebelum mengakhiri pertemuan, kedua menteri setuju untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.

“Pertemuan bilateral ini mengkonfirmasi komitmen kedua negara untuk memperkuat kemitraan ekonomi. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis, yang telah mencapai 75 tahun tahun ini, diharapkan menjadi kesempatan untuk meluncurkan program kerja sama baru antara kedua negara,” ujar Airlangga.

Berita terkait: Indonesia menyambut kerjasama produksi kendaraan pertahanan dengan Prancis

Berita terkait: Indonesia, Prancis bekerja sama untuk penerbangan yang aman

Berita terkait: Hubungan dengan Prancis menunjukkan kemajuan positif: Prabowo

Penerjemah: Bayu Saputra, Yashinta Difa
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025