Indonesia, Arab Saudi membahas skema tanazul untuk pengalaman Haji yang lebih baik

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyoroti rencana untuk menerapkan skema tanazul selama pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al Rabiah.

“Skema ini akan membantu mengurangi kerumunan (jemaah) di Mina. Mengingat jumlah jemaah Haji Indonesia yang besar, kami yakin bahwa skema ini akan sangat penting dalam mengatasi kepadatan,” katanya, seperti yang dikutip dari pernyataan kantornya di sini pada hari Rabu.

Di bawah skema tanazul, jemaah Haji diizinkan untuk melakukan mabit, atau praktik menginap semalam, di sekitar lokasi yang ditunjuk untuk jamarat – ritual melempar jumrah, memungkinkan mereka untuk kembali ke hotel mereka tanpa perlu menginap di tenda di Mina.

Umar mencatat bahwa penerapan skema ini diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah tenda di Mina, yang telah menuai kritik dari Komisi VIII DPR dan Komite Pengawas Haji.

Selain itu, menteri menyoroti bahwa beberapa negara telah menganggap positif layanan Haji yang disediakan oleh pemerintah Indonesia, mendorong mereka untuk belajar dari pengalaman Indonesia.

Selama pertemuan, ia juga meminta pemerintah Arab Saudi untuk membebaskan petugas Haji Indonesia dari biaya masuk baru untuk Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang akan diberlakukan tahun ini.

Selain Menteri Al Rabiah, Umar mengadakan pertemuan dengan pemangku kepentingan terkait selama kunjungannya ke Arab Saudi.

“Kami juga mengapresiasi pemerintah Arab Saudi yang sangat baik dalam merancang program terkait Haji. Saya yakin pemerintah Indonesia akan menggunakan hal ini sebagai motivasi untuk meningkatkan layanan Haji tahun ini,” katanya.

Penerjemah: Asep F, Tegar Nurfitra
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  OJK Menyebut Rencana Pembentukan Dewan Emas di Ekosistem Bisnis Bulion, Apa Urgensinya?