Idul Adha Mengajarkan Pengorbanan demi Kebaikan yang Lebih Besar: Prabowo

Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Idul Adha 1446 Hijriah adalah momentum untuk mengajarkan keikhlasan, kesetiaan, dan pengorbanan demi kebaikan bersama.

“Idul Adha adalah waktu yang mengajarkan kita tentang keikhlasan, kesetiaan, dan berkorban untuk kepentingan yang lebih besar,” tulisnya di akun Instagram (@presidenrepublikindonesia) pada Jumat.

Ia lalu mencontohkan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai pengingat untuk selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan bangsa di atas kepentingan pribadi.

Presiden berharap momentum Idul Adha bisa dimaknai sebagai pemersatu solidaritas dan dasar membangun Indonesia dengan semangat pengabdian dan persatuan.

Prabowo mengakhiri pesannya dengan mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.

Kepala negara menghadiri salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat, bersama sejumlah pejabat negara dan menteri Kabinet Merah Putih.

Hadir antara lain Ketua MPR Ahmad Muzani; Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin; Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian; Kepala BIN M. Herindra; serta Kepala Bakamla Laksamana Madya Irvansyah.

Juga hadir Menko Perekonomian Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, KSAL Laksamana Muhammad Ali, Wamen Sosial Agus Jabo, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya yang duduk di samping presiden.

Idul Adha adalah hari besar haji yang jatuh pada 10 Zulhijah, ditandai dengan penyembelihan hewan kurban seperti sapi atau kambing bagi yang mampu. Tahun ini, Idul Adha 1446 Hijriah bertepatan dengan Jumat, 6 Juni 2025.

Perayaan ini tidak hanya menandai puncak ibadah haji di Mekah, tapi juga jadi momen merenungkan nilai pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Umat Muslim di dunia memperingatinya dengan melaksanakan salat Id dan menyembelih hewan kurban, meneladani kisah Nabi Ibrahim.

MEMBACA  Harus Lebih Murah dari Malaysia! -> Harus Lebih Murah dari Malaysia!

Penerjemah: Fathur Rochman, Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025