ICA-CEPA: Indonesia dan Kanada memulai putaran negosiasi kedelapan

Jakarta (ANTARA) – Indonesia dan Kanada telah memulai putaran kedelapan negosiasi mengenai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA) untuk membahas 20 isu negosiasi. Putaran ini juga akan menampilkan satu diskusi pakar mengenai badan usaha milik negara.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional di Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan bahwa Indonesia telah mendorong para ketua yang membahas isu-isu negosiasi untuk intensif dalam berkomunikasi dan bersikap pragmatis untuk mempercepat kesimpulan pembicaraan.

“Meskipun masih ada beberapa isu yang belum terselesaikan, kami yakin Indonesia dan Kanada dapat mencapai kesepakatan sesuai target dan saling menguntungkan,” kata Witjaksono seperti dikutip dalam pernyataan tertulis yang dirilis di sini pada hari Selasa.

Kedua pihak juga telah sepakat untuk menyelenggarakan dialog mengenai mineral kritis dalam negosiasi ini, yang dibuka di Ottawa, Kanada, pada hari Senin. Diskusi tersebut mencerminkan komitmen untuk meningkatkan kerja sama strategis antara Indonesia dan Kanada sebagai produsen utama mineral kritis, informasi dari direktur jenderal tersebut.

“(Dialog) diusulkan untuk mengeksplorasi potensi kedua negara dalam pengolahan sumber daya mineral dan pengembangan teknologi baru dan terbarukan,” kata Witjaksono.

Sementara itu, direktur perundingan bilateral di Kementerian dan wakil kepala negosiator, Johni Martha, mengatakan bahwa Indonesia dan Kanada berkomitmen untuk menyelesaikan isu-isu negosiasi.

Isu-isu yang diharapkan dibahas dalam putaran negosiasi saat ini termasuk transparansi, anti-korupsi, tata kelola bisnis yang bertanggung jawab, pergerakan sementara orang, dan fasilitasi perdagangan dan cukai, katanya.

“Kami juga berharap isu-isu negosiasi lainnya sesuai dengan komitmen yang ditetapkan dalam Program Percepatan Negosiasi ICA-CEPA yang disepakati oleh kedua negara,” tambah Martha.

Menurut data Kementerian, nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Kanada mencapai US$1,1 miliar pada Januari–April 2024. Ekspor Indonesia ke Kanada selama periode tersebut tercatat sebesar US$466 juta, sementara impornya dari Kanada bernilai US$655 juta.

MEMBACA  Apa yang diharapkan dari WWDC 2024: Siri, peningkatan AI, iOS 18, MacOS 15, dan lainnya

Ekspor utama Indonesia ke Kanada pada tahun 2023 adalah peralatan telepon, karet alam, dan koper, sedangkan impor utamanya dari Kanada adalah gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk gergaji.