Jumat, 12 Januari 2024 – 18:11 WIB
Jakarta – Pendiri Cyrus Network dan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hasan Nasbi, menyoroti pihak yang mendukung gerakan pemakzulan Presiden RI Jokowi. Menurutnya, isu pemakzulan Jokowi sengaja digunakan oleh pihak tertentu sebagai strategi untuk memenangkan Pemilu 2024.
Baca Juga :
Kata Dishub Alasan Stiker Wajah Heru Budi di Halte Transjakarta karena Belum Diisi Iklan
Hasan mengimbau agar strategi yang diterapkan tidak mengorbankan kepentingan bangsa dan negara. “Jadi, dalam perang sekalipun perlu ada orang yang berpikiran waras dan jernih. Ironisnya, untuk sekadar pemilu saja, orang yang diharapkan tetap waras, yang harus berpikiran jernih, justru jauh dari itu semua,” tutur Hasan di Jakarta, Jumat, 12 Januari 2024.
Baca Juga :
Kampanye di TikTok Ditiru Capres Lain, Anies Bilang Gagasan Perubahan Dimulai
Dia menyinggung isu itu muncul seolah-olah merasa kalah dalam pemilu tetapi malah mengusulkan penghancuran total. “Sangat disayangkan,” ujar Hasan.
Hasan menyarankan agar para ahli politik mempelajari perwira Angkatan Laut Uni Soviet, Vasili Alexandrovich Arkhipov. Menurutnya, Vasili Arkhipov adalah sosok yang mampu menyelamatkan dunia pada tahun 1962.
Baca Juga :
TKN Tengarai "Ada Trik untuk Mempermalukan Pak Prabowo" dalam Debat Ketiga Pilpres
Baca Juga: Istana Buka Suara soal Usulan Pemakzulan Jokowi
Dia menceritakan peran Arkhipov yang membuat namanya dikenang. Dengan tindakan Arkhipov, menurutnya saat itu dunia bisa terhindar dari serangan nuklir Soviet selama krisis Rudal Kuba. Kata Hasan, jika serangan itu terjadi maka berpotensi memicu ancaman perang nuklir global yang menakutkan, termasuk dari Amerika Serikat (AS).
“Arkhipov, seorang perwira kedua dalam kapal selam Rusia di bawah Kapten Valentin Savitsky, menggunakan hak veto-nya untuk tidak meluncurkan rudal nuklir dari kapal selam Rusia yang terus-menerus diganggu oleh kapal perusak Amerika,” jelas Hasan.
“Saat itu, prosedur operasional standar (SOP) mengharuskan tiga pimpinan tertinggi di kapal, termasuk Arkhipov, menyetujui peluncuran rudal nuklir,” tambah Hasan.
Menurutnya, sosok Arkhipov mampu berpikir waras dan jernih meski berada di dalam laut. Meskipun hampir kehabisan oksigen dan tidak memiliki informasi apa pun tentang keadaan di atas laut, Arkhipov tetap berpikir jernih dan menolak meluncurkan rudal nuklir.
“Jadi, meskipun ketika mereka kembali ke Rusia mereka diintimidasi oleh tentara lain karena dianggap pengecut dan takut mati di kedalaman laut, namun berkat veto Arkhipov, dunia selamat dari perang dunia ketiga dan perang nuklir,” tutur Hasan.
Hasan juga mengimbau para ahli strategi dalam Pemilu 2024 untuk berpikir seperti Arkhipov. Dia menyarankan agar tidak memanaskan suasana jika mencium aroma kekalahan. “Sebaiknya belajar menjadi negarawan demi keutuhan bangsa. Jangan biarkan rakyat menjadi korban,” tegas Hasan.
Halaman Selanjutnya
“Arkhipov, seorang perwira kedua dalam kapal selam Rusia di bawah Kapten Valentin Savitsky, menggunakan hak veto-nya untuk tidak meluncurkan rudal nuklir dari kapal selam Rusia yang terus-menerus diganggu oleh kapal perusak Amerika,” jelas Hasan.