Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2025: Dorong Perlindungan Anak dengan BPOM

Jakarta (ANTARA) – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2025 merupakan momen untuk memperkuat perlindungan anak-anak dengan memastikan setiap obat yang dikonsumsi anak aman dan berkualitas baik.

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan pada Kamis bahwa tema tahun ini adalah ‘perawatan yang aman untuk setiap bayi baru lahir dan anak’. Ikrar menekankan pentingnya memastikan keamanan dan khasiat obat bagi anak-anak, mengingat sekitar 20 persen penduduk Indonesia, atau kira-kira 65 juta orang, adalah anak-anak.

Selain itu, Total Fertility Rate (TFR) Indonesia adalah 2,7, yang berarti setiap tahunnya lahir sekitar 4-5 juta bayi.

Anak-anak adalah kunci untuk mengejar periode emas Indonesia yang akan terjadi pada 2045. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak ini tumbuh dan berkembang dengan baik dengan memberikan pendidikan dan layanan kesehatan yang baik, tegas Ikrar.

Ia mengingatkan pengalaman Indonesia beberapa tahun lalu, ketika beberapa anak menderita gagal ginjal akut yang disebabkan oleh etilen glikol yang terkandung dalam beberapa obat sirup.

“Kita tidak boleh melupakan hal itu. Itulah sebabnya kita harus berhati-hati untuk anak-anak dan bayi baru lahir karena ini sangat sensitif,” katanya.

Ia berharap pengalaman itu dapat mendorong Indonesia untuk belajar menerapkan farmakovigilans dalam memastikan keselamatan pasien, seperti yang diatur dalam Undang-Undang nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya, serta Peraturan BPOM nomor 15 Tahun 2022.

Farmakovigilans adalah ilmu dan kegiatan yang berkaitan dengan deteksi, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping atau masalah lain yang terkait dengan obat/vaksin.

Taruna menyatakan bahwa BPOM membutuhkan partisipasi publik untuk melaksanakan farmakovigilans, karena kewenangan BPOM mencakup aspek pra-pasar hingga pasca-pasar, sedangkan farmakovigilans adalah bagian dari aspek pasca-pemasaran.

MEMBACA  Sudan laporkan 70 kematian akibat kolera di Khartoum dalam dua hari | Berita Perang Sudan

“Kami membutuhkan laporan dari masyarakat. Kami menerima laporan dari industri. Kami menerima laporan dari rumah sakit. Kami bahkan menerima laporan langsung dari pasien. Itulah sebabnya kami memiliki fasilitas seperti Halo BPOM,” ujarnya.

Laporan-laporan tersebut membantu BPOM dalam mengevaluasi produk, katanya.

Ia menyoroti laporan global tentang efek samping obat pada anak-anak, yang angkanya mencapai 7,4 persen. Namun, di Indonesia, angkanya mencapai 11,1 persen.

Jika ada banyak laporan, biasanya berarti ada lebih banyak kasus yang tidak dilaporkan, ujarnya. Ia menyebutnya fenomena gunung es, dan ini bisa berakibat fatal jika tidak dicek.

Oleh karena itu, pihaknya secara konsisten menerapkan kebijakan dan peraturan, serta membangun kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait seperti tenaga kesehatan, akademisi, pelaku usaha, media, dan masyarakat umum, dalam upaya memastikan keselamatan pasien.

“Hari Keselamatan Pasien Sedunia adalah momen yang baik bagi kita, untuk mengingatkan bahwa keselamatan pasien bukanlah pilihan. Itu adalah kewajiban. Ini adalah tugas kita semua untuk melakukannya,” tegasnya.

Berita terkait: RI, IPMG join forces to protect people from diverted-substandard meds

Berita terkait: RI Govt tightens cassava, ethanol imports to aid farmers

Berita terkait: Indonesia aims for US$7 billion Saudi food export surge

Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025