Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi menegaskan perlunya memperkuat peran perempuan di semua sektor dengan memberikan akses yang sama dalam bidang ketenagakerjaan, kesehatan, dan partisipasi politik. Selain itu, Fauzi, dalam peringatan Hari Ibu Nasional di Tangerang, Banten, pada hari Minggu, menekankan perlunya memastikan perlindungan perempuan dari segala bentuk kekerasan. Dia mencatat bahwa peringatan Hari Ibu ke-96 pada tahun 2024 mengusung tema “Perempuan Sapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045.”
“Temat ini menjadi pengingat kuat akan peran penting yang dimainkan perempuan dalam membentuk masa depan bangsa. Ini merupakan kesempatan bagi kita untuk bersatu dalam upaya mencapai ‘Indonesia Emas 2045,’ dengan perempuan sebagai landasan pembangunan kita,” katanya. Fauzi juga menekankan bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia bukan hanya sebagai kesempatan untuk mengungkap rasa terima kasih atas pelayanan luar biasa para ibu tetapi juga untuk menghormati semua perempuan Indonesia atas peran, dedikasi, dan kontribusi tak ternilai bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sejarah Hari Ibu bermula dari Kongres Perempuan pertama yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928, sebuah acara penting dalam serangkaian tonggak sejarah dalam perjuangan bangsa menuju kemerdekaan pada era Hindia Belanda. Para aktivis perempuan ini berjuang bukan hanya untuk kebebasan bangsa, yang pada akhirnya Indonesia capai pada tahun 1945, tetapi juga menantang sistem patriarki yang kuat pada saat itu.
“Ini merupakan momen penting dalam gerakan perempuan, membuka era baru aktivisme perempuan dalam mendukung kemerdekaan Indonesia,” kata Fauzi. Kongres Perempuan perdana ini mengumpulkan sekitar 1.000 peserta dari 30 organisasi di Jawa dan Sumatra untuk mendiskusikan isu-isu krusial seperti pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Agenda mereka juga mendukung penghapusan buta huruf, pernikahan anak, perdagangan perempuan, dan poligami.
Penerjemah: Anita Permata Dewi, Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024