Rabu, 13 Agustus 2025 – 22:50 WIB
Semarang, VIVA – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi bilang, kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) di salah satu SD dan SMP Negeri di Gemolong, Kabupaten Sragen masih dalam penyelidikan dan evaluasi bersama.
Saat ini, sampel makanan dari dapur umum lokasi MBG sedang diperiksa di lab milik Dinas Kesehatan Jateng untuk cari tahu penyebab pastinya.
"Kami hentikan sementara program MBG-nya. Sudah buka posko kesehatan 24 jam. Sampai sekarang tidak ada yang dirawat inap, cuma rawat jalan. Sampelnya kami periksa di lab. Tapi kondisi anak-anak sudah pulih semua," kata Ahmad Luthfi saat ditemui di kampus Undip Semarang, Rabu, 13 Agustus 2025.
Sambil nunggu hasil lab, Satgas MBG Jateng bersama Dinkes masih berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Untuk sementara, aktivitas MBG dari SPPG terkait dihentikan.
Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar, nambahin bahwa kasus MBG di Sragen menyebabkan sekitar 196 anak keracunan. Ratusan anak itu sudah diperiksa dan alami gangguan pencernaan ringan.
"Rawat jalan, tidak ada yang dirawat di rumah sakit karena gejalanya ringan. Tapi penyebabnya belum diketahui. Sampel makanannya sedang diperiksa di provinsi," katanya.
Yunita bilang, Gubernur Ahmad Luthfi terus pantau perkembangan kasus ini. Pemprov Jateng juga udah buka posko layanan kesehatan 24 jam untuk terima laporan terkait kasus ini, terutama kondisi korban.
Dalam dua hari ke depan, pemeriksaan lengkap akan dilakukan, mulai dari alat makan, dapur, bahan makanan, sampai cara masak dan penyajian. SPPG juga akan dievaluasi oleh BGN sebagai pihak berwenang.
"Sampai sekarang belum bisa disimpulkan sumber masalahnya. Tunggu hasil lab dulu," jelas Yunita.
Laporan: Teguh Joko Sutrisno/tvOne Semarang
Halaman Selanjutnya
Dalam dua hari ini, pemeriksaan secara komprehensif akan dilakukan. Baik dari alat makan, dapur, bahan makanan, bahkan cara pengolahan sampai penyajian. Pihak SPPG juga akan dievaluasi oleh BGN selaku instansi yang berwenang terkait program MBG.