Dua menteri Indonesia mengundurkan diri untuk melayani di parlemen baru

Dua menteri Indonesia telah mengajukan pengunduran diri mereka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah terpilih sebagai anggota parlemen terpilih untuk periode 2024–2029.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, koordinator staf khusus presiden, Ari Dwipayana, mengatakan Presiden Jokowi telah menyetujui pengunduran diri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, dan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah.

Dengan persetujuan tersebut, sebuah dekrit presiden untuk secara resmi memberhentikan Iskandar dan Fauziyah akan segera dikeluarkan, tambah Dwipayana.

“Pembuatan keputusan presiden sedang diproses oleh Kementerian Sekretariat Negara,” katanya, mencatat bahwa Presiden Jokowi akan mengalihkan tugas mereka kepada menteri koordinasi masing-masing.

Dwipayana menjelaskan bahwa Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, akan bertugas sebagai Menteri Desa sementara.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, akan mengemban tanggung jawab Kementerian Ketenagakerjaan sebagai menteri pelaksana.

Pengunduran diri kedua menteri ini mengikuti kepergian Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, awal bulan ini, yang juga disetujui oleh Presiden.

Rismaharini dan Anung mengundurkan diri karena pencalonan mereka dalam pemilihan gubernur Jawa Timur dan Jakarta yang akan datang, yang dijadwalkan pada bulan November.

Masa jabatan Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi akan berakhir pada tanggal 20 Oktober, ketika Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dilantik.

Berita terkait: Manfaat tunjangan pengangguran melindungi pekerja rentan: Menteri Ketenagakerjaan
Berita terkait: Desa-desa Indonesia siap mendorong pembangunan nasional: Menteri

Translator: Rangga Pandu AJ, Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  BI melihat pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada kuartal kedua