DPR Minta Keselamatan Siswa Diutamakan dalam Insiden Runtuhnya Sekolah di Jatim

Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani, menekankan pentingnya memprioritaskan evakuasi dan keselamatan santri setelah sebuah gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, roboh.

Gedung tersebut runtuh pada hari Senin saat sholat berjamaah, mengakibatkan tiga santri meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

“Pemerintah harus memastikan para santri bisa melakukan aktivitas belajar dan ibadah di tempat yang aman dan layak. Perlindungan untuk santri harus jadi prioritas utama,” ujarnya pada Selasa.

Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) sebelumnya melaporkan bahwa 102 orang telah dievakuasi. Namun, diperkirakan sekitar 38 santri masih tertimbun reruntuhan bangunan.

Hingga Selasa pagi, data menunjukkan bahwa 91 korban masih menjalani perawatan di RSUD Sidoarjo, Rumah Sakit Islam Siti Hajar, dan Rumah Sakit Delta Surya.

Ketua DPR menyampaikan apresiasi kepada tim SAR dan semua relawan yang turut dalam upaya penanganan ini.

Kejadian ini, katanya, harus menjadi pengingat bagi pemerintah akan pentingnya mengawasi kualitas bangunan sekolah. Dia menekankan bahwa negara harus memastikan pembangunan fasilitas umum, terutama untuk anak-anak, dilakukan dengan benar.

“Pondok pesantren menampung jutaan santri di seluruh Indonesia. Fasilitasnya harus aman dan terlindung dari risiko bencana,” ucap Maharani.

Lebih lanjut, dia mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan bantuan kepada Ponpes Al Khoziny, termasuk dukungan psikologis bagi para santri dan keluarga korban.

Selain itu, dia meminta agar audit bangunan-bangunan di ponpes itu dilakukan.

Di luar penanganan darurat, dia juga menekankan pentingnya upaya jangka panjang, yaitu memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap proses konstruksi bangunan di pesantren.

MEMBACA  Diamondback Energy Setuju Membeli Endeavor dalam Transaksi Minyak AS senilai $26 miliar