Dorong Investasi Turki di Sektor Manufaktur dan Rantai Pasok Indonesia

Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, bertemu dengan perusahaan-perusahaan terkemuka Turki di Istanbul pada 23 September. Pertemuan ini bertujuan untuk menjajaki kemitraan manufaktur yang lebih dalam, menarik investasi, serta meningkatkan peran Indonesia dalam rantai pasok global.

“Ini adalah langkah awal yang penting untuk membangun peta jalan strategis kerjasama industri antara Indonesia dan Turki,” kata Kartasasmita dalam sebuah pernyataan dari Jakarta.

Dalam pertemuan dengan delegasi dari Karadeniz Holding, yang fokus di bidang energi dan logistik, disebutkan bahwa Turki menunjukkan minat pada proyek pembuatan kapal dan energi, terutama di Batam. Di Batam, permintaan untuk industri dan pusat data sedang meningkat. Karadeniz sendiri dikenal dengan operasi powership dan shipbuilding-nya.

Sedangkan dengan Kale Group, perusahaan bahan bangunan dan keramik terbesar di Turki, pembahasan berpusat pada rencana Indonesia membangun tiga juta rumah terjangkau. Proyek ini diperkirakan akan membutuhkan pasokan keramik dalam jumlah besar. Kale juga memiliki bisnis di sektor pertahanan dan kedirgantaraan Turki.

Kartasasmita juga bertemu dengan Erisler, eksportir makanan Turki yang sudah mengirimkan tepung terigu untuk pakan hewan ke Indonesia. Pertemuan ini membahas perluasan ke produk makanan olahan sebagai bagian dari upaya ketahanan pangan Indonesia.

Dalam pembicaraan dengan Tümosan, produsen traktor dan mesin diesel, Kartasasmita menyatakan bahwa rencana ini selaras dengan agenda ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto. Tümosan, yang punya pengalaman di Afrika dan Asia, mengisyaratkan kemungkinan mendirikan fasilitas produksi di Indonesia jika permintaannya mencukupi.

“Industri Turki menginginkan jaminan pasar jika mereka berproduksi di Indonesia,” ujar Kartasasmita. “Kami akan memberikan kepastian melalui persyaratan local content 40 persen, sehingga memastikan mesin pertanian dapat diserap oleh pasar dalam negeri,” tambahnya.

MEMBACA  Hezbollah menembakkan 200 roket dan drone

Menteri itu mengatakan Indonesia tidak hanya ingin menarik investasi, tetapi juga menjadi pusat distribusi regional untuk produk-produk industri Turki. Hal ini didukung oleh status Indonesia sebagai ekonomi besar di Asia dan perjanjian dagangnya dengan berbagai negara, termasuk Australia.

Dijelaskannya bahwa kemitraan dengan perusahaan Turki akan memberikan tiga manfaat utama: investasi langsung asing, alih teknologi dan penelitian, serta partisipasi yang lebih dalam dari produsen Indonesia dalam rantai pasok global.

“Dengan fasilitas produksi baru, Indonesia akan menjadi lebih kompetitif, menciptakan lapangan kerja, dan mendapatkan akses yang lebih luas ke pasar internasional,” kata Kartasasmita. Pemerintah siap menawarkan insentif yang menarik bagi investor Turki.

Penerjemah: Ahmad Muzdaffar Fauzan, Martha Herlinawati Simanju
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025