Dorong Investasi Hijau dan Kolaborasi Global untuk Hilirisasi

Jakarta (ANTARA) – Indonesia menegaskan bahwa keberhasilan hilirisasi berkelanjutan harus didukung oleh investasi yang inklusif dan bertanggung jawab, prinsip tata kelola yang baik, keadilan sosial, serta perlindungan lingkungan.

“Inilah sebabnya Indonesia mendorong kerangka investasi yang selaras dengan prinsip-prinsip ESG, untuk memastikan bahwa pertumbuhan memberikan manfaat yang nyata dan berkepanjangan bagi masyarakat,” ujar Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, di Jakarta pada Sabtu.

Pernyataan tersebut disampaikan Sugiono dalam rekaman video sambutannya di hari kedua “Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025” di Jakarta.

Lebih lanjut, Indonesia menyerukan peningkatan kolaborasi global untuk memperkuat rantai nilai melalui investasi hilirisasi berkelanjutan dan pertukaran teknologi. Menlu menekankan bahwa perdagangan dan investasi harus adil, inklusif, serta memberikan akses yang setara ke pasar dan pembiayaan.

Menurut dia, negara-negara berkembang perlu memimpin dalam menetapkan standar keberlanjutan agar mineral dari negara berkembang diakui secara global, dengan mendorong penerapan ekonomi sirkular melalui kegiatan daur ulang dan pengurangan limbah.

“Kami juga percaya bahwa transisi energi tidak boleh memperdalam kesenjangan antara mereka yang kaya sumber daya dan mereka yang kaya teknologi,” kata Sugiono.

Sugiono juga menekankan bahwa transisi energi di negara berkembang harus andal, menjadi sarana untuk kemajuan teknologi, mencerminkan keadilan, dan menjadi landasan bagi kemitraan.

“Indonesia siap menjadi jembatan antara negara maju dan berkembang, antara teknologi dan sumber daya, serta antara ambisi dan aksi, dan sebagai mitra dalam membangun solusi yang nyata,” tegas Sugiono.

Berita terkait: RI berkomitmen pada investasi hijau global di Climate Week NYC
Berita terkait: BP Tasking promosikan investasi hijau untuk tekan kemiskinan
Berita terkait: Indonesia dan UN Tourism luncurkan panduan investasi hijau

MEMBACA  Saya memiliki $2.5 juta dan masih memiliki ketakutan irasional bahwa saya tidak akan pernah bisa pensiun

*Translator: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025*