Demo Buruh Hari Ini, Golkar Ingatkan Kritik ke DPR Bukan untuk Ajang Kebencian

Jakarta, VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, berpendapat bahwa kritik dari masyarakat terhadap DPR RI itu hal yang biasa dalam demokrasi. Tapi, dia ingatkan supaya kritik tersebut jangan berubah jadi kebencian yang malah bisa bikin perpecahan di bangsa.

Pernyataan Idrus ini disampaiin setelah ada demo di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Senin, 28 Agustus 2025. Dalam aksi itu, beberapa massa menyerukan agar DPR dibubarkan.

“Sebagai keluarga besar bangsa Indonesia, kita lahir dari kebersamaan. DPR ada buat masyarakat Indonesia. Kalau ada polemik, mari kita hadapi dengan arif dan bijaksana,” kata Idrus dalam keterangannya, Kamis, 28 Agustus 2025.

Idrus nenegaskan, DPR adalah lembaga konstitusional yang diatur langsung dalam UUD 1945. Karena itu, seruan pembubaran DPR tidak bisa dilakukan.

“Jadi, saya anggap seruan itu nggak realistis dan bisa menyesatkan masyarakat,” ujarnya.

Meski begitu, Idrus ngerti alasan kemarahan publik. Gelombang kritik muncul terutama setelah ada kabar tentang kenaikan tunjangan perumahan anggota DPR jadi Rp 50 juta per bulan. Kenaikan itu disebut sebagai kompensasi karena rumah dinas DPR di Kalibata sudah tidak memadai.

Menurut Idrus, kebijakan itu memang bikin kesan bahwa DPR kurang peka terhadap kondisi rakyat yang lagi susah ekonomi.

“Kritik publik itu wajar, bahkan penting sebagai koreksi. Tapi jangan sampai komunikasi putus. Kalau rakyat cuma marah, DPR membela diri, masalah nggak akan selesai,” katanya.

Lebih lanjut, Idrus ajak masyarakat dan wakil rakyat untuk bangun kesadaran bersama. Dia pakai istilah budaya Jawa, “kebenaran politik”, yaitu kemampuan untuk merespons masalah dengan bijak sebagai jalan menuju kebenaran yang substantif buat rakyat.

“Dalam agama juga sudah dijelaskan, jangan sampai kebencianmu terhadap suatu kaum bikin kamu berlaku tidak adil,” ujarnya.

MEMBACA  Tim gabungan personel keamanan akan dikirim ke Sugapa: Polisi

Menurut Idrus, kritik publik harusnya jadi bahan untuk perbaikan kebijakan, bukan cuma bikin jurang politik makin dalam. Di sisi lain, dia juga minta anggota DPR tingkatkan kepekaan terhadap kondisi rakyat.

“Kalau komunikasi diperbaiki, saling menghormati dijaga, saya yakin bangsa ini bisa keluar dari situasi sulit. Jangan ada lagi sikap memaksakan kehendak,” kata Idrus.

Dengan begitu, Idrus harap hubungan antara rakyat dan DPR bisa kembali sehat, supaya kritik benar-benar bisa memperkuat demokrasi, bukan malah picu kebencian.