Dari Minyak hingga Kecerdasan Buatan: Masa Depan Arab Saudi Bertumpu pada Revolusi Teknologi

Arab Saudi sedang berusaha memanfaatkan sumber energinya yang besar untuk jadi pusat AI di wilayah ini. Melalui Visi 2030, mereka sebenarnya sudah berusaha mendiversifikasi ekonomi, tapi harga minyak yang rendah dan proyek-proyek besarnya yang berjalan lambat membuat ambisi mereka mungkin harus dikurangi.

Alih-alih, Arab Saudi ingin memakai cadangan energi yang melimpah untuk membangun pusat data raksasa di dalam negeri. Ini sejalan dengan diluncurkannya perusahaan investasi teknologi, Humain, yang bertujuan menjadikan Riyadh salah satu inovator AI terbesar di dunia.

Dari Minyak Sampai AI, Bagaimana Arab Saudi Mengandalkan Masa Depannya pada Revolusi Teknologi?

1. Didukung Infrastruktur Energi

Banyak negara ingin masuk pasar AI, tapi Arab Saudi punya kelebihan berupa infrastruktur energi yang sudah matang dan harga minyak murah. Ini memungkinkan mereka mengoperasikan pusat data dengan biaya lebih rendah daripada pesaing.

"Kami punya keunggulan di Arab Saudi," kata Tareq Amin, CEO Humain, kepada CNN. "Lihat saja jaringan energi di sini yang sangat bagus. Kami tidak perlu bangun gardu induk dan saluran listrik untuk pusat data. Artinya, kami menghemat waktu sampai 18 bulan."

Meskipun masih baru di industri ini, Amin ingin membuat Arab Saudi menjadi pasar AI terbesar ketiga di dunia, setelah AS dan China.

MEMBACA  Profil Dai 3T Pemenang Anugerah Syiar Ramadan 2025