Selasa, 4 November 2025 – 09:41 WIB
Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 yang tetap terkendali merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter mereka. Sinergi pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah juga dipastikan berjalan dengan baik.
Baca Juga:
Soal Potensi Pangkas BI Rate, Bos BI: Ada Ruang Penurunan ke Depannya
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyampaikan bahwa bank sentral yakin inflasi akan tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2025 dan 2026.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin (3/11), Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Oktober 2025 mencatat inflasi sebesar 0,28 persen secara month to month (mtm). Secara tahunan, IHK mengalami inflasi sebesar 2,86 persen year on year (yoy).
Baca Juga:
Bos BI Sebut Rupiah Melemah 1,05 Persen di Akhir Kuartal III-2025, Simak Faktornya
Lebih lanjut, pada Oktober 2025, inflasi inti tercatat sebesar 0,39 persen (mtm), lebih tinggi dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,18 persen (mtm). Realisasi inflasi inti ini terutama disumbang oleh kenaikan harga komoditas emas perhiasan dan biaya kuliah di akademi atau perguruan tinggi. Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh naiknya harga emas global serta faktor musim dimulainya tahun ajaran baru, sementara ekspektasi inflasi secara keseluruhan tetap terjaga.
Baca Juga:
Begini Strategi Jaga Kepercayaan Konsumen
“Ke depan, inflasi volatile food diperkirakan akan tetap terkendali berkat sinergi yang kuat antara Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui GNPIP di berbagai daerah,” ujar Ramdan, seperti dikutip dari keterangannya, Selasa (4/11).
Secara tahunan, inflasi inti pada Oktober 2025 tercatat sebesar 2,36 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,19 persen (yoy).
Semetara itu, kelompok harga bergejolak (volatile food) pada Oktober 2025 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen (mtm), menurun dibandingkan realisasi bulan sebelumnya sebesar 0,52 persen (mtm). Inflasi pada kelompok volatile food ini antara lain disumbang oleh kenaikan harga komoditas seperti cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras, yang dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan akibat cuaca yang tidak menentu.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 6,59 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 6,44 persen (yoy).
Adapun kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) pada Oktober 2025 mengalami inflasi sebesar 0,10 persen (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,06 persen (mtm). Inflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh kenaikan harga komoditas sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara, seiring dengan terus berlanjutnya kenaikan harga jual eceran rokok serta kenaikan harga avtur.