Anhui, VIVA – Kecelakaan tragis yang melibatkan sedan listrik Xiaomi SU7 pada 29 Maret 2025 di Provinsi Anhui menewaskan tiga mahasiswa dan menjadi insiden fatal pertama sejak peluncuran mobil ini. Menanggapi insiden tersebut, Xiaomi merilis pernyataan resmi lengkap dengan data rekaman komputer kendaraan.
Dalam pernyataan tersebut, dikutip VIVA Otomotif dari Carnewschina, Selasa 15 April 2025, Xiaomi mengungkapkan bahwa SU7 tengah beroperasi dalam mode Navigation on Autopilot (NOA) dengan kecepatan 116 km/jam saat mendekati area konstruksi dengan penutupan jalur. Sistem bantuan mengemudi canggih SU7 mendeteksi hambatan dan mengeluarkan peringatan, meminta pengemudi mengambil alih kendali.
Meski pengemudi mencoba mengerem dan mengarahkan setir, kendaraan tetap menabrak pembatas beton dengan kecepatan sekitar 97 km/jam. Xiaomi menegaskan bahwa sistem darurat otomatis langsung aktif usai tabrakan. Fitur eCall secara otomatis menghubungi layanan darurat dan pemilik terdaftar mobil, yang kemudian mengonfirmasi bahwa orang lain sedang mengendarai kendaraan tersebut. Tim medis tiba sekitar 15 menit setelah insiden terdeteksi.
Menanggapi rumor di media sosial Tiongkok terkait pintu yang diduga tidak bisa dibuka, Xiaomi menegaskan bahwa seluruh pintu SU7 dilengkapi dengan sistem pembuka darurat mekanis. Mekanisme ini berada di dalam panel penyimpanan setiap pintu dan dapat dioperasikan tanpa listrik, memastikan penumpang dapat keluar bahkan jika sistem baterai rusak. Xiaomi telah membentuk tim investigasi khusus dan bekerja sama dengan kepolisian Tongling. Perusahaan menyatakan duka mendalam kepada keluarga korban dan berkomitmen terhadap transparansi dalam proses penyelidikan. Peristiwa ini menarik perhatian publik terhadap performa sistem bantuan mengemudi Xiaomi, khususnya dalam kondisi jalan kompleks.
Mekanisme ini berada di dalam panel penyimpanan setiap pintu dan dapat dioperasikan tanpa listrik, memastikan penumpang dapat keluar bahkan jika sistem baterai rusak.