Bogor, Jawa Barat (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, secara simbolis menyerahkan paket bantuan beras kepada 2.200 penerima manfaat di desa Pabuaran, kecamatan Cibinong, kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari Sabtu.
Beliau mengatakan bahwa bantuan tersebut, di mana setiap penerima manfaat menerima 10 kilogram beras, bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah dampak fenomena cuaca El Nino.
“Daya beli masyarakat dapat terbantu. Dana yang sebelumnya dialokasikan untuk membeli beras dapat dialihkan untuk membeli kebutuhan pokok lainnya, sehingga membantu memulihkan ekonomi,” jelasnya.
Menteri tersebut juga mengatakan bahwa beras yang diberikan kepada masyarakat adalah beras berkualitas baik sehingga aman untuk dikonsumsi.
Menurut beliau, selain bantuan beras, pemerintah juga memberikan bantuan tunai.
Dalam program bantuan tunai, pemerintah memberikan Rp200 ribu per bulan kepada setiap penerima manfaat selama dua bulan.
Bantuan tersebut diberikan dalam satu kali pembayaran dengan setiap penerima manfaat menerima Rp400 ribu.
Total anggaran untuk bantuan tunai adalah Rp7,52 triliun. Program ini menargetkan 18,8 juta penerima manfaat.
Hartarto berencana untuk memperpanjang program bantuan hingga Juni 2024 dan memperluas wilayah penerima bantuan.
“Bantuan ini sangat bermanfaat. Untuk itu, akan diperpanjang dan diperluas ke wilayah seperti Yogyakarta dan wilayah Tambora, Jakarta,” katanya.
Bantuan beras ini merupakan bagian dari bantuan pangan cadangan beras pemerintah yang menargetkan 22,4 juta penerima manfaat.
Beras disiapkan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) dan didistribusikan melalui perusahaan pos milik negara, PT Pos Indonesia.
Bantuan ini diberikan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga akibat musim kemarau yang panjang.
Berita terkait: Bantuan tunai El Nino ditujukan untuk masyarakat terdampak kekeringan: Presiden Jokowi
Berita terkait: Jokowi yakin bantuan El Nino membantu memulihkan daya beli
Penerjemah: Adimas Raditya, Raka Adji
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2024