BNPB Mulai Bangun Hunian Sementara di Tapanuli Utara Pascabencana Banjir Sumatra

Yogyakarta (ANTARA) – Indonesia sudah memulai pembangunan perumahan sementara untuk warga yang mengungsi akibat banjir dan tanah longsor di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Hal ini dilakukan seraya pihak berwenang mempercepat upaya pemulihan pasca-bencana dan menyiapkan rencana relokasi jangka panjang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan konstruksi dimulai pada Jumat, 19 Desember, di dusun Sibalanga Julu, kecamatan Adiankoting, sebuah area yang terdampak parah oleh bencana baru-baru ini.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB, Abdul Muhari, mengatakan kepada awak media pada Senin bahwa fase pertama mencakup 40 unit hunian sementara yang dibangun di atas lahan seluas empat hektar yang disediakan pemerintah daerah.

Per 21 Desember, pembersihan lahan telah selesai, sementara satu unit perumahan sudah mencapai sekitar 75 persen penyelesaian, yang menunjukan kemajuan awal yang stabil, kata Muhari.

Dia menjelaskan bahwa tempat penampungan ini dibangun dengan konsep “rumah tumbuh”, dirancang untuk memungkinkan perluasan menjadi rumah permanen di kemudian hari jika kondisi memungkinkan.

Dalam rencana ini, setiap keluarga akan dialokasikan sebidang tanah berukuran 6×6 meter, dengan bangunan 4×6 meter yang dibangun menggunakan teknologi Rumah Instan Sehat dan Aman (RISHAM).

Setiap unit dilengkapi satu kamar tidur, ruang tamu utama, dan kamar mandi, serta telah dipasang septic tank dan rangka beton bertulang untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan.

BNPB menargetkan penyelesaian fase pertama perumahan sementara dalam lima minggu, sehingga warga terdampak bencana dapat menempatinya pada Januari 2026.

Selain tempat penampungan sementara, pemerintah bersiap meluncurkan program besar perumahan permanen untuk komunitas yang terkena banjir dan tanah longsor di beberapa provinsi.

Berita terkait: BNPB percepat perumahan sementara untuk korban bencana Sumatra

MEMBACA  Jay Idzes Menjadi Kapten, Megawati MVP

Pelekatan tiang pertama direncanakan untuk 2.600 unit perumahan permanen di tiga wilayah terdampak bencana, sebagai bagian dari upaya pemulihan nasional yang terkoordinasi.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan pada Jumat bahwa program perumahan permanen dipimpin oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, bekerja sama dengan beberapa yayasan.

Dari total tersebut, 1.000 rumah permanen akan dibangun di Sumatera Utara, 600 di Sumatera Barat, dan 1.000 lainnya di Aceh, menurut rencana alokasi pemerintah.

Pihak berwenang menekankan bahwa semua lokasi perumahan permanen harus memenuhi kriteria ketat, termasuk status hukum yang jelas, keamanan teknis dari bencana di masa depan, dan kelayakan sosial-ekonomi jangka panjang bagi warga.

Berita terkait: Sumatra Barat prioritaskan perumahan sementara pasca banjir: menteri

Penerjemah: M. Riezko Bima, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025

https://www.renalmd.org/global_engine/download_custom.aspx?fileid=83b0c52f-cfb6-4361-b898-66739fd03f07.html&filename=e&blnIsPublic=2&o2x=ZDMbN

Tinggalkan komentar