Jakarta (ANTARA) – Seorang anggota DPR senior Indonesia meminta pemerintah untuk mempercepat evakuasi 360 WNI dari Iran, konflik antara Teheran dan Israel terus memanas.
"Kedubes RI di Teheran harus segera bertindak tepat. Setiap detik sangat berharga dalam situasi kritis seperti ini," tegas Syamsu Rizal, anggota Komisi I DPR.
Rizal, yang bertugas di komisi urusan luar negeri, pertahanan, keamanan, dan komunikasi, menyebutkan beberapa negara telah mengevakuasi warganya dari zona konflik.
Sebagian besar dari 360 WNI di Iran berada di Teheran. Untuk memastikan keselamatan semua, pemerintah RI harus berkoordinasi dengan negara-negara tetangga Iran.
Dengan koordinasi kuat antara kedubes RI dan negara sekitar Iran, evakuasi bisa berjalan lancar baik melalui darat maupun udara, ungkapnya.
"Keselamatan setiap WNI harus jadi prioritas utama negara. Semua WNI di Iran semoga segera pulang dengan selamat," kata Rizal.
Ia meminta TNI berperan aktif dalam evakuasi sesuai UU TNI No.3/2025 untuk melindungi WNI di luar negeri.
Rizal juga mengimbau WNI di Iran menyiapkan dokumen penting, bawa barang seperlunya, dan tetap terhubung sambil ikuti instruksi kedubes agar evakuasi lancar.
Perang Iran-Israel pecah dan terus meningkat sejak Tel Aviv melancarkan serangan mendadak ke situs nuklir dan fasilitas militer Iran pada 13 Juni 2025.
Menanggapi serangan Israel yang menewaskan pejabat tinggi Iran, Teheran membalas dengan serangan ke target Israel pada Jumat malam waktu setempat.
IRNA mengutip perwira tinggi Iran, Jenderal Ahmad Vahidi, yang menyebut serangan balasan bernama "Operasi Janji Sejati 3" akan "berlanjut selama diperlukan."
Pemerintah RI mengutuk serangan Israel ke Iran karena melanggar hukum internasional dan merusak dasarnya.
Organisasi Islam terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama, juga mengutuk serangan dan mendesak PBB bertindak tegas untuk meredakan konflik.
Berita terkait: Indonesia siapkan evakuasi darat untuk WNI di Iran
Berita terkait: Pemerintah pastikan WNI aman di Iran dan Israel
Penerjemah: Bagus AR, Rahmad Nasution
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025