Akulturasi Budaya: Kunci Harmoni Islam di Indonesia (Penyesuaian visual: judul dibuat lebih ringkas dan elegan dengan pemisah yang rapi, tanpa tambahan teks lain.)

Islam di Indonesia: Harmoni Antara Budaya dan Nilai Keislaman

loading…

Habib Jafar menjelaskan Islam di Indonesia memiliki ciri khas yg selaras dengan budaya lokal dan nilai Islam. Foto/Ist

JAKARTA – Islam yg berkembang di Indonesia punya keunikan karena bisa menyesuaikan diri dengan budaya lokal dan prinsip-prinsip Islam. Secara antropologis dan sosiologis, Islam di Indonesia memiliki karakter khusus berkat proses akulturasi dengan budaya setempat.

"Islam disesuaikan dengan budaya Indonesia tanpa mengubah hal-hal yg mendasar," kata Habib Husein Ja’far Al Hadar, seorang ustaz muda dan influencer, di Jakarta, Sabtu (19/7/2025).

Baca juga: Mengajak Anak untuk Mengenal Dakwah dan Syiar Islam Sejak Dini

Habib Ja’far menerangkan, dalam Hukum Islam, akulturasi ini dikenal sebagai ‘urf, di mana tradisi baik bisa jadi dasar hukum tanpa merusak prinsip dasar Islam, baik dalam teologi, fikih, maupun tafsir Al-Qur’an dan Sunnah.

Misalnya, zakat fitrah di Indonesia pakai beras sebagai makanan pokok, beda dengan di Arab yg pakai gandum atau kurma. Ini wajar karena inti zakat fitrah adalah memberi makanan pokok pada yg membutuhkan.

Habib Ja’far menambahkan, penting bersikap dewasa dan bijak saat menerima informasi atau ceramah dari ulama luar negeri. Harus dilihat apakah cocok dengan karakter bangsa atau tidak. Jangan sampai umat jadi mudah menghakimi atau memprovokasi orang lain yg beda pendapat.

“Akulturasi inilah yg bikin Islam di Indonesia sangat kuat. Meski dijajah lama, nilai-nilai Islam tetap terjaga karena sudah menyatu dengan budaya Indonesia,” kata Habib Ja’far.

Baca juga: Kisah Dakwah Nabi Muhammad di Gua Tsur

https://kalam.sindonews.com/read/1523237/70/kisah-dakwah-nabi-muhammad-di-gua-tsur-1738238501

MEMBACA  Indonesia Mempercepat Restorasi 800.000 Ha Situs Pertambangan Bekas