Sebuah video propaganda yang dirilis oleh Hamas pada Kamis menunjukkan Amerika Hersh Goldberg-Polin, salah satu dari enam sandera Hamas yang tewas akhir pekan lalu di Gaza, seharusnya menjadi “panggilan bangun segera bagi dunia” untuk fokus pada mengamankan kesepakatan gencatan senjata, kata orang tua nya.
“Kami sedang dalam masa tujuh hari berkabung Yahudi setelah mengubur putra kami Hersh,” Rachel Goldberg dan Jon Polin mengatakan dalam pernyataan pada hari Kamis yang dibagikan oleh Forum Keluarga Sandera dan Hilang, yang mewakili keluarga-keluarga sandera.
Namun pasangan tersebut – advokat lantang untuk kesepakatan mengakhiri serangan Israel yang hampir setahun terhadap Jalur Gaza dan mengamankan kembalinya mereka yang masih ditawan – mengatakan mereka merasa terdorong untuk berbicara sekali lagi setelah Hamas merilis video baru dari Hersh.
Video itu diambil sebelum dia tewas, hampir 11 bulan setelah diculik di festival musik Supernova, di mana dia juga kehilangan sebagian lengan nya dalam ledakan selama serangan teroris Hamas pada 7 Oktober.
Forum tersebut telah menuduh Hamas melakukan “teror psikologis” terhadap keluarga-keluarga sandera melalui “pembebasan rekaman yang menyedihkan secara terencana.”
Dalam pernyataan mereka, Goldberg dan Polin mengatakan mereka tetap oke dengan video tersebut dibagikan secara luas. Mereka menyerukan kepada komunitas internasional untuk “bertindak hari ini” untuk mengamankan pembebasan sandera yang tetap berada dalam tawanan Hamas “sebelum terlambat.”
“Keluarga lain tidak boleh mengalami apa yang keluarga kami (dan keluarga sandera yang baru saja dieksekusi) alami,” kata mereka.
Orang tua Goldberg-Polin, dengan saudara perempuan nya Orly dan Leebie, selama pemakaman di Yerusalem pada hari Senin.
Sekitar 100 orang diyakini masih berada dalam tawanan Hamas setelah sekitar 250 orang ditawan dan sekitar 1.200 orang tewas pada 7 Oktober, menurut pejabat Israel. Setidaknya sekitar sepertiga dari sandera diyakini telah meninggal.
Goldberg dan Polin juga telah bersuara keras dalam kebutuhan akan kompromi dalam negosiasi untuk mengakhiri penderitaan tidak hanya bagi sandera dan keluarga mereka, tetapi juga bagi warga Palestina di Gaza. Lebih dari 40.800 orang telah tewas di enklave tersebut, kata pejabat setempat, sejak Israel meluncurkan serangan mematikan setelah serangan Hamas, yang menandai eskalasi besar dalam konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Di pemakaman Hersh pada hari Senin, ibunya mengatakan dia berdoa agar kematian putranya menjadi “titik balik dalam situasi mengerikan di mana kita semua terjebak.”
Namun belum ada tanda kemajuan dalam pembicaraan dalam beberapa hari terakhir, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengabaikan tekanan keras dari semua pihak untuk melepaskan ketegasannya untuk tetap mempertahankan pasukan Israel di wilayah sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Dia tetap pada pendiriannya pada Kamis bahwa kesepakatan masih jauh dari “dekat,” meskipun Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan bahwa “90 persen disepakati.”
Artikel ini awalnya diterbitkan di NBCNews.com”