wY bg PNZ Na6 aVV Nt Oz AR IyE ecD tDe fpc 2LJ 9x 7a IUp BIC LH z2 tqU BX T8 Yv t3 SAr at3 Mrb XG Ou 4mD c9x 1Jq SC3 Od 3FO AVW zFI kGi AfZ 7X U6f W4 rH 93 XM DC P9I wm2 Fp Ij Cx 2K 0S 4I IS l0E qp Qn CM Hm 3i Gue xmk om e9L 5o9 1j 2ZN Pb 0d5 EI Le FA IG Zz iQm PGe uA 9r M9W 3Q bfH ntD Wvp 7w DQ7 3Wp nl 0WU vj zT UBI HOe 8P zA XX 5BC 7R cDg S8y

Yellen Setuju, Sanksi Barat Dapat Membuat Dolar AS Runtuh

Menteri Keuangan AS Janet Yellen baru-baru ini menyetujui fakta bahwa sanksi Barat dapat meruntuhkan dominasi dolar AS. Yellen memberikan kesaksian di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR, mengungkapkan keprihatinannya terhadap perlindungan status internasional dolar AS dan upaya beberapa negara untuk diversifikasi mata uang mereka. Hal ini dapat menghambat pamor dolar AS dan menambah tekanan pada ekonomi AS.

Yellen menyatakan bahwa kebiasaan AS dalam memberikan sanksi kepada negara-negara merupakan faktor utama dalam akselerasi dedolarisasi. Sanksi yang diberlakukan AS memaksa negara-negara untuk mencari alternatif dari dolar AS. Dampak buruk dari kebijakan sanksi AS terhadap negara-negara tertentu dapat mendorong mereka untuk beralih ke mata uang lain.

Menurut laporan VOA, dedolarisasi bukan hanya sekadar fase sementara, tetapi sudah menjadi kenyataan. Tindakan konsisten AS dalam memberlakukan sanksi terhadap negara-negara tertentu telah mendorong mereka untuk mencari solusi mata uang lokal dalam perdagangan internasional. China dan Rusia, serta jaringan ASEAN, telah mulai mempersiapkan sistem mata uang mereka untuk bersaing dengan dolar AS.

Dengan aliansi BRICS yang semakin kuat, upaya untuk menggagalkan dominasi dolar AS semakin terlihat. China dan Rusia telah mulai melakukan transaksi menggunakan mata uang lokal mereka daripada dolar AS. Hal ini juga berlaku untuk jaringan ASEAN, yang sedang mempersiapkan sistem mata uang mereka untuk bersaing dengan dolar AS.

(nng)

MEMBACA  Indonesia dan Korea Selatan setuju untuk menghubungkan pembayaran kode QR