Ada Upacara Yadnya Kasada 2024, Gunung Bromo Akan Ditutup Selama Lima Hari

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) menutup wisata Gunung Bromo selama ritual Yadnya Kasada 2024. Penutupan itu dilakukan atas rekomendasi dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo.

Kepala BB-TNBTS Hendro Widjonarko mengungkapkan, penutupan wisata Gunung Bromo merupakan pemberitahuan dari Surat Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Pasuruan Nomor 03/PDP/06/2024 tanggal 4 Juni 2024.

Surat itu perihal Upacara Ritual Yadnya Kasada, dan Surat Edaran Ketua PHDI Kabupaten Probolinggo Nomor 404/E/PHDI-KAB/VI/2024.

”Penutupan kegiatan wisata Gunung Bromo Bromo dan sekitarnya pada ritual Yadnya Kasada Tahun 2024,” ujar Hendro Widjonarko, Selasa (18/6/2024).

Penutupan kawasan TNBTS dimulai pada Jumat 21 Juni 2024 mulai pukul 00.00 WIB, sampai dengan hari Senin 24 Juni 2024 pukul 24.00 WIB, dalam rangka ritual Yadnya Kasada.

Penutupan jalur itu dilakukan dari tiga jalur masuk dari empat kabupaten, yakni dari Kabupaten Probolinggo, melalui jalur masuk di Cemorolawang dan arah Pasuruan ditutup mulai dari Dingklik. “Dan dari arah Malang dan Lumajang ditutup di Jemplang,” ungkapnya.

”Penutupan dalam rangka ritual Yadnya Kasada, pemulihan ekosistem dan pembersihan kawasan. Kawasan Gunung Bromo hanya terbuka bagi masyarakat yang akan mengikuti Ritual Yadnya Kasada pada tanggal 21 – 22 Juni 2024,” tambahnya.

Nantinya kawasan TNBTS hanya dapat dimasuki oleh yang sesuai identitas dengan ketentuan Surat Edaran PHDI Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.Sedangkan 23 – 24 Juni 2024 kawasan hanya terbuka untuk masyarakat.

Sebagai informasi, kawasan Wisata Gunung Bromo memiliki empat pintu masuk dari empat kabupaten di Jawa Timur. Empat pintu masuk ini yakni pintu Coban Trisula, Kabupaten Malang, Tosari, Wonokitri, Kabupaten Pasuruan.

MEMBACA  Solidaritas Internasional Menurun, Negara Berkembang Paling TerdampakSolidaritas Internasional Menurun, Negara Berkembang Terdampak Paling Signifikan

Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, dan melalui Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

(ams)