Menghindar atau Mengerem: Pilihan Terbaik Saat Mobil Kehilangan Kendali dan Mendekati dari Depan

Senin, 8 April 2024 – 19:30 WIB

Jakarta – Saat sedang melakukan perjalanan jauh seperti mudik Lebaran, pengemudi mobil dituntut untuk selalu siaga dan siap mengambil keputusan dengan cepat. Terjadinya kekeliruan walaupun dalam waktu singkat bisa berujung petaka.

Menimbang perjalanan mudik umumnya memiliki jarak yang cukup jauh, risiko kecelakaan akibat kelalaian saat berlalu lintas akan selalu ada, khususnya pada situasi rekayasa lalu lintas seperti contraflow. Satu kendala yang berpotensi terjadi dalam kondisi rekayasa semacam ini adalah head on collision alias adu banteng antara dua mobil. Untuk menghindarinya, pengemudi hanya memiliki waktu respons sepersekian detik.

Dua minibus terbakar di Tol Km Cikampek arah Jakarta

Supaya terhindar dari maut, hanya ada dua opsi yang bisa diterapkan yakni antara mengerem atau membanting mobil ke arah berlawanan. Jika keduanya dikomparasi, manakah pilihan terbaik?

Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) menjelaskan, sikap terbaik untuk diambil berbeda-beda dan ditentukan oleh jarak serta ruang gerak yang tersedia. “Ketika kita sedang berjalan di lajur yang bersinggungan dengan contraflow, itu sebaiknya ada di lajur sebelah kiri sehingga ada ruang di lajur tengah untuk antisipasi,” ujar Sony saat dihubungi VIVA Otomotif. Dia mengatakan, membanting setir dan melakukan manuver ekstrem menjadi pilihan akhir yang lebih baik ketimbang hanya mengerem saja. Namun yang harus diperhatikan, pastikan ruang gerak masih cukup. “Seenggaknya biar ada space kosong dan ada waktu untuk melihat bahaya tersebut mengancam kita atau tidak, memprediksi, melakukan eksekusi untuk memperkirakan apa yang sebaiknya dilakukan,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya

Dia mengatakan, membanting setir dan melakukan manuver ekstrem menjadi pilihan akhir yang lebih baik ketimbang hanya mengerem saja. Namun yang harus diperhatikan, pastikan ruang gerak masih cukup.

MEMBACA  Sudan: Perang liar dan pertempuran informasi beracun | Acara TV