loading…
China kerahkan 10.000 kartu komputasi dan AS kirim chip Nvidia H100 ke luar angkasa demi bangun superkomputer AI yang 10 kali lebih hemat energi dibanding server di Bumi. Foto: ist
SHENZHEN – Perlombaan antariksa abad ke-21 sekarang bukan lagi soal siapa yang mendarat pertama di bulan, tapi lebih ke siapa yang bisa pindahkan “otak” kecerdasan buatan ke orbit Bumi.
China saat ini yang pimpin ambisi untuk bangun superkomputer terapung di luar angkasa, yang memicu persaingan teknologi paling mahal dan rumit melawan para taipan Silicon Valley.
Laporan terbaru soroti fenomena “Perang Bintang” versi 2.0, dimana infrastruktur AI tidak lagi ditanam di tanah, tapi diluncurkan ke Orbit Bumi Rendah (Low Earth Orbit).
Institut Teknologi Komputasi (ICT) dari Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing sedang berusaha keras untuk terbangkan pusat data AI yang melibatkan 10.000 kartu komputasi berkinerja tinggi ke angkasa. Ini adalah pertaruhan infrastruktur terbesar sejak internet ditemukan.
China Membuka Jalan, AS Mengejar
Saat ini, China kelihatannya yang pegang kendali dalam perlombaan superkomputer antariksa. Kolaborasi strategis antara Guoxing Aerospace dan laboratorium riset Zhejiang Lab sudah sukses menempatkan 12 satelit ke orbit rendah. Ini bukan satelit komunikasi biasa, tapi konstelasi komputasi pertama di dunia.
Secara spesifikasi, model AI yang berjalan di konstelasi ini mampu gabungkan kekuatan pemrosesan 5 peta operasi per detik dengan 8 miliar parameter.
Kapasitas ini jadi fondasi untuk terciptanya superkomputer orbital yang sesungguhnya. Bahkan, perusahaan kedirgantaraan Zhongke Tiansuan—yang lahir dari rahim ICT—sudah meluncurkan komputer luar angkasa sejak 2022, dan satelitnya terbukti stabil beroperasi selama lebih dari seribu hari di orbit.