Oleh Sabrina Valle
NEW YORK, 3 Des (Reuters) – Kondisi “subur” yang mendorong pembuatan kesepakatan di 2025 akan berlanjut sampai akhir tahun dan ke tahun depan. Itu karena para CEO mencari skala dan perusahaan private equity menjual aset-aset tua, kata Michal Katz, kepala investasi dan perbankan perusahaan Mizuho Americas.
Tahun ini didominasi megadeal di atas $10 miliar, yang naik lebih dari dua kali lipat menjadi $1,3 triliun hingga Selasa, menurut data Dealogic. Itu termasuk transaksi kereta api $85 miliar, kesepakatan pusat data $40 miliar, dan leveraged buyout terbesar — pengambilalihan Electronic Arts senilai $55 miliar, kata Katz di konferensi Reuters NEXT di New York pada Rabu.
Dia menyebut ada permintaan terpendam untuk M&A dan keinginan CEO untuk “melindungi masa depan” perusahaannya karena kecerdasan buatan mengubah model bisnis lama.
“Perusahaan ingin fokus pada investasi jangka panjang, jadi kami banyak berbicara dengan klien untuk mempersiapkan diri ke 2026,” ujarnya.
Perubahan itu juga akan memicu lebih banyak transaksi menengah di bawah $10 miliar, katanya, yang akan mendukung aktivitas M&A untuk firma ekuitas swasta.
Katz juga menyoroti tingkat aktivisme pemegang saham yang rekor di 2025, dengan investor mendorong perusahaan menuju eksit, dan mencatat bahwa walau AI dan teknologi mendominasi pengembalian di S&P 500, sektor kesehatan baru-baru ini muncul sebagai sektor aktif. Kesepakatan seperti akuisisi Pfizer atas Metsera, pembelian Abbott Labs atas Exact Sciences, dan aktivitas dari Thermo Fisher dan Novartis menunjukkan perluasan M&A di luar teknologi.
Katz mencatat bahwa tekanan baru-baru ini di pasar kredit privat, termasuk kebangkrutan besar, membuat pemberi pinjaman dan investor memperketat standar. Meski dia menyebut masalah ini “idiosinkratik dan tidak sistemik,” dia bilang hal itu mendorong pengawasan lebih besar pada dokumentasi dan transparansi.
Tonton siaran langsung World Stage di sini dan baca laporan lengkapnya di sini.
(Laporan oleh Sabrina Valle. Disunting oleh Dawn Kopecki dan Rod Nickel)