CEO IBM Peringatkan Mustahil Perusahaan Teknologi Untung dari Investasi AI Triliunan Rupiah

Perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Amazon sering membicarakan miliaran dolar yang mereka investasikan untuk infrastruktur AI. Namun, CEO IBM, Arvind Krishna, meragukan investasi besar-besaran itu akan memberikan hasil seperti yang mereka harapkan.

Menurut Krishna, perhitungan sederhana saja menunjukkan bahwa investasi besar di pusat data tidak masuk akal. Pusat data membutuhkan energi dan dana yang sangat besar. Goldman Sachs memperkirakan permintaan daya untuk pusat data global bisa melonjak menjadi 84 gigawatt pada tahun 2027 karena AI.

Membangun pusat data dengan kapasitas satu gigawatt saja sangat mahal, sekitar $80 miliar. Jika satu perusahaan membangun 20-30 gigawatt, biayanya bisa mencapai $1,5 triliun. Semua perusahaan besar bersama-sama mungkin menambah 100 gigawatt, tetapi itu membutuhkan investasi $8 triliun.

"Menurut saya, mustahil mendapatkan keuntungan dari itu," kata Krishna. "Dengan investasi $8 triliun, Anda butuh sekitar $800 miliar laba hanya untuk membayar bunga."

Selain itu, teknologi berkembang dengan cepat. Chip di pusat data bisa menjadi usang dalam lima tahun dan harus diganti.

Krishna mengatakan, sebagian motivasi investasi ini adalah perlombaan untuk mencapai AGI (Kecerdasan Buatan Umum). Tapi, peluang mencapainya dengan teknologi saat ini hanya 1%, meskipun model bahasa besar terus membaik.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan besar terus berinvestasi. Investasi infrastruktur AI diperkirakan mencapai $380 miliar tahun ini saja. Alphabet (induk Google) dan Amazon juga telah meningkatkan anggaran belanja modal mereka untuk tahun ini.

MEMBACA  Apa perbedaannya, dan yang mana yang cocok untuk Anda?