Kamis, 20 November 2025 – 15:10 WIB
Jakarta, VIVA – Situasi di Jalur Gaza kembali jadi sorotan setelah ada laporan terbaru yang tunjukkan jumlah korban jiwa masih tinggi, meskipun sudah ada kesepakatan gencatan senjata. Di waktu yang sama, komunitas internasional mulai tekankan pentingnya dukungan jangka panjang untuk pemulihan Palestina lewat berbagai lembaga multilateral.
Perkembangan di Gaza ini berjalan bersamaan dengan usaha beberapa negara untuk mengajak organisasi global, termasuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), agar terlibat dalam program pemulihan pascakonflik.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, ngatakan bahwa lebih dari 300 orang di Jalur Gaza tewas karena tindakan Zionis Israel sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan. Pada Rabu, 19 November 2025, sebanyak 25 orang dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza dan sedikitnya 77 orang luka-luka, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza porak-poranda dirudal Israel
"Kami membantah klaim Zionis bahwa pasukan mereka ditembaki dan menganggapnya sebagai upaya yang lemah dan terang-terangan untuk membenarkan kejahatan serta pelanggaran yang terus mereka lakukan," kata Hamas, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 20 November 2025.
Menurut kelompok tersebut, lebih dari 300 orang telah terbunuh sejak kesepakatan gencatan senjata ditandatangani. Hamas menyebut kondisi ini diperburuk dengan kebijakan penghancuran rumah serta penutupan penyeberangan Rafah yang masih berlangsung.
Situasi ini dinilai sebagai bentuk pembangkangan Israel terhadap para penjamin kawasan dan Amerika. Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober.
Tiga hari setelahnya, Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi gencatan senjata Gaza. Hamas juga telah membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup dan ditahan sejak 7 Oktober 2023.
Sebagai gantinya, Israel membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk narapidana yang menjalani hukuman panjang.
Di sisi lain, dukungan internasional untuk pemulihan Palestina juga disuarakan melalui forum resmi. Sebanyak 51 negara menyerukan agar IAEA ikut memainkan peran dalam memberikan bantuan penting jangka panjang untuk pemulihan Palestina.
Dalam pernyataan bersama, negara-negara tersebut menyatakan bahwa IAEA merupakan badan berwenang yang dapat memberikan dukungan di berbagai bidang untuk meredakan penderitaan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Halaman Selanjutnya
Pernyataan itu dibacakan dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA oleh wakil tetap Turki untuk PBB di Vienna, Levant Eler. Selain Turki, negara yang ikut dalam pernyataan tersebut antara lain Inggris, Spanyol, Italia, dan China.