Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyerukan kepada negara-negara anggota ASEAN untuk tetap bersatu di tengah dunia yang semakin terpecah belah dan tatanan global yang tidak stabil.
Pernyataan ini disampaikan Presiden dalam sesi retreat KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu.
Dalam pernyataan resmi yang diterima pada Senin, Prabowo menekankan bahwa persatuan dan sentralitas ASEAN merupakan fondasi utama untuk menjaga stabilitas dan kemandirian kawasan.
"Persatuan dan sentralitas bukan hanya kata kunci. Tanpa itu, kita beresiko terpecah belah oleh kekuatan-kekuatan yang lebih besar," ujarnya.
Prabowo menambahkan, kekuatan ASEAN bukan terletak pada konfrontasi, tetapi pada kemampuannya yang terus menerus untuk membangun keterlibatan yang konstruktif dan inklusif.
Melalui pendekatan ini, ASEAN telah berhasil mengatasi berbagai tantangan di masa lalu lewat dialog dan saling menghargai.
Menyangkut keamanan maritim, Presiden menekankan pentingnya suara kolektif ASEAN dalam menegakkan prinsip-prinsip hukum laut internasional.
Dia mendorong blok tersebut untuk menjaga sikap yang konsisten dalam menegakkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982 dan bekerja untuk menyelesaikan Code of Conduct yang efektif dan substantif tahun depan.
Mengakhiri pidatonya, Prabowo meminta semua anggota ASEAN untuk memperkuat solidaritas dalam menghadapi tantangan yang muncul.
Dia menekankan bahwa persatuan ASEAN bukan sekadar slogan, tetapi jalan menuju masa depan yang damai dan sejahtera, sekaligus menegaskan komitmen Indonesia untuk memperjuangkan perdamaian, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyatnya.
KTT ASEAN ke-47 dan KTT Terkait berlangsung di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) dari 26 hingga 28 Oktober 2025, dengan tema "Inklusivitas dan Keberlanjutan."
Berita terkait: Prabowo minta negara-negara ASEAN berani hadapi ketidakpastian global
Berita terkait: Prabowo tekankan kemitraan ASEAN-AS untuk Indo-Pasifik yang damai
Penerjemah: Mentari Dwi, Raka Adji
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025