Tiongkok mengalokasikan sumber daya besar-besaran pada teknologi mutakhir dalam rencana lima tahunnya guna menghidupkan kembali perekonomian.
Selama beberapa dekade, China menggerakkan pertumbuhan spektakuler melalui ekspor, infrastruktur, dan kredit murah. Namun model lama itu mulai kehilangan daya dorong, bahkan di saat negara tersebut mencatatkan surplus perdagangan terbesar sepanjang masa tahun ini.
Sektor properti tenggelam dalam utang, kepercayaan diri memudar, dan konsumen menahan pengeluaran. Kini, Beijing menghadapi ujian terberatnya: bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tanpa terlalu bergantung pada mesin-mesin lama.
Rencana lima tahun baru menjanjikan “pertumbuhan berkualitas tinggi” yang dibangun di atas teknologi dan kemandirian. Namun ketegangan dagang dengan Amerika Serikat berpotensi memperjalankan pendakian ini.
Diterbitkan Pada 23 Okt 2025
Klik untuk berbagi di media sosial