Jakarta (ANTARA) – Sekitar 77 ribu keluarga kurang mampu telah lulus dari program bantuan sosial dan menjadi mandiri selama tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf pada Senin.
Keluarga-keluarga tersebut adalah mantan penerima bantuan pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH), ujarnya.
"Tahun ini, lebih dari 77.000 keluarga penerima manfaat telah lulus, artinya mereka tidak akan lagi menerima bantuan sosial di tahun-tahun mendatang," kata Yusuf kepada wartawan di Jakarta.
Untuk tahun depan, kementerian menargetkan untuk membantu lebih dari 300.000 penerima manfaat PKH agar mandiri secara ekonomi dan tidak bergantung lagi pada bantuan pemerintah.
"Presiden ingin para penerima manfaat untuk naik level — tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga didukung dan dibimbing untuk menjadi berdaya dan mandiri," jelasnya.
Yusuf meyakini bahwa target tersebut dapat dicapai melalui pendekatan seimbang antara perlindungan sosial dan program pemberdayaan untuk mencegah kesenjangan.
"Ke depannya, kami menginginkan keseimbangan antara perlindungan sosial dan pemberdayaan. Keluarga harus didorong untuk tidak bergantung pada bantuan, tetapi mampu berdiri di kaki sendiri," tegasnya.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan tujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem menjadi nol dan tingkat kemiskinan umum menjadi 4,5 persen pada tahun 2029.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hingga Maret 2025, angka kemiskinan berada di level 8,47 persen, atau 23,85 juta orang — tingkat terendah dalam dua dekade.
BPS juga melaporkan bahwa jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem turun menjadi 2,38 juta pada Maret 2025, turun 1,18 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Berita terkait: Pemerintah RI akan salurkan bantuan tunai ke 35 juta keluarga
Berita terkait: Kementerian hapus 10.249 keluarga penerima manfaat yang tidak memenuhi syarat untuk bantuan sosial
Penerjemah: M Riezko, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025