Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa dua program unggulan — inisiatif Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih — diharapkan menjadi mesin utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menuju 8 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pada Kamis bahwa program MBG diproyeksikan mendukung hingga 30.000 dapur dan mempekerjakan sekitar 1,4 juta pekerja pada puncaknya.
“Sebagai patokan, setiap 400.000 lapangan kerja berkontribusi sekitar 1 persen bagi pertumbuhan ekonomi. Jadi, hanya program ini saja bisa mendorong pertumbuhan sebesar 2 hingga 3 persen,” ujarnya.
Setelah menghadiri acara “1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Optimisme Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen” di Jakarta, Hartarto menambahkan bahwa program koperasi desa bisa meningkatkan arus kas desa tahunan hingga empat kali lipat, dari Rp1 miliar menjadi Rp4 miliar (sekitar US$241.000).
“Efek-efek ini akan semakin mendongkrak mesin-mesin yang sudah berjalan,” katanya.
Dia juga menyoroti digitalisasi sebagai pengungkit pertumbuhan kunci lainnya, dengan menyebutkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang akan datang, yang diproyeksikan menggandakan nilai ekonomi digital ASEAN dari US$1 triliun menjadi US$2 triliun pada tahun 2030.
“Tanpa DEFA, ekonomi ASEAN di tahun 2030 adalah US$1 triliun. Dengan DEFA, angkanya bisa mencapai US$2 triliun,” jelasnya.
Hartarto lebih lanjut menunjuk pada peningkatan penggunaan transaksi mata uang lokal (LCT) antara Indonesia dan beberapa negara, termasuk negara-negara Asia Tenggara, UAE, dan Jepang, sebagai tanda lain dari kepercayaan ekonomi yang tumbuh.
Dia juga mencatat bahwa pengguna Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) telah mencapai 56 juta orang.
“Hal ini membuat kami optimis bahwa masyarakat telah memulai revolusi keuangan dan mengadopsi digitalisasi,” tambahnya.
Berita terkait: Prabowo links free meal program, jobs to 8 percent growth target
Berita terkait: Indonesia pushes Red and White Cooperatives to drive rural growth
Penerjemah: Heriyanto, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025