Pasar Resah: Jual Massal di Wall Street Picu Kekhawatiran Resesi

Oleh Chibuike Oguh

NEW YORK (Reuters) – Para investor di Wall Street khawatir kalo rekor kenaikan saham baru-baru ini akan cepat berakhir. Ini terjadi setelah isu tariff (tarif) muncul lagi sebagai resiko untuk pasar.

Pasar saham AS, yang baru saja mencapai rekor tertinggi, tiba-tiba berubah arah pada hari Jumat. Presiden Donald Trump mulai kembali mengancam akan menaikkan tarif untuk China. Ini bikin khawatir bahwa perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia bisa menghentikan kenaikan saham AS yang sudah memecahkan rekor.

Trump, yang seharusnya bertemu Presiden China Xi Jinping sekitar tiga minggu lagi di Korea Selatan, membatalkan pertemuan itu. Dia mengeluh di media sosial tentang rencana China yang menurutnya mau ‘menyandera’ ekonomi global. Ini terjadi setelah China memperketat kontrol ekspor tanah jarang mereka.

PEMBICARAAN TARIF TURUNKAN PASAR

Saham-saham di Wall Street turun tajam setelah komentar Trump. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,90%, S&P 500 turun 2,71%, dan Nasdaq Composite turun 3,56%.

Penurunan untuk S&P 500 dan Nasdaq ini adalah yang terbesar sejak 10 April.

Penjualan saham ini meningkatkan kekhawatiran bahwa harga saham yang terlalu tinggi, didorong oleh antusiasme terhadap artificial intelligence (kecerdasan buatan), bisa menyebabkan penurunan pasar yang signifikan.

CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, dalam sebuah wawancara dengan BBC, memperingatkan tentang resiko koreksi besar di Wall Street dalam waktu enam bulan hingga dua tahun ke depan.

"Dengan valuasi saham yang tinggi, penjualan ini adalah tanda kecemasan," kata Gene Goldman dari Cetera Investment Management. "Semuanya dihargai untuk kesempurnaan, jadi ketidakpastian meningkatkan kecemasan pasar."

Pada bulan April, pengumuman Trump tentang tarif ‘Hari Pembebasan’ membuat pasar kaget dan investor buru-buru menjual, menyebabkan perusahaan-perusahaan di S&P 500 kehilangan nilai pasar total $2,4 triliun.

MEMBACA  Pasar Khawatir Floor The Fed di 4%, Dolar Melejit

Tapi beberapa investor bilang ketegangan dagang AS-China terbaru ini kecil kemungkinannya untuk mengubah arah pasar secara signifikan, karena AI tetap menjadi faktor pendorong utama.

"Ini pasti masalah yang signifikan, dan bisa menyebabkan penurunan, tapi saya tidak yakin ini akan menghentikan tren AI yang telah menggerakkan pasar," kata James St. Aubin dari Ocean Park Asset Management.