Anak Gen Z ini, Daniel Sung, tidak punya koneksi di industri atau latar belakang keluarga di NBA. Dia cuma mau bersihin lantai dan cuci baju untuk tim basket kampusnya. Kerja kerasnya ini tidak hanya memberinya magang di salah satu tim NBA yang paling inovatif — sementara banyak anak muda lain seusianya masih menganggur — tapi juga membawanya bertemu langsung dengan para eksekutif tinggi di LA Clippers.
Beda sama anak magang lain yang cuma ikut acara ‘makan siang dan belajar’, Daniel yang masih 19 tahun ini berani kirim email langsung ke CEO divisinya untuk minta ngobrol berdua. “Saya pengin banget belajar dari dia,” kata Sung. Dia bahkan punya misi pribadi untuk ngobrol dengan setiap eksekutif tinggi sebelum masa magangnya selesai.
“Aku sempat dapat masalah sedikit sama HR,” akunya sambil ketawa. “Tapi aku tahu aku harus ngobrol sama mereka semua. Kapan lagi bisa deket sama orang-orang penting begitu?”
Dia juga sangat strategis. Setiap kali bos besarnya, Gillian Zucker, lewat di lantai tempatnya kerja, Daniel sengaja lewat di depannya supaya dia dikenal. “Aku perlu agar dia kenal wajahku,” tambahnya. Akhirnya, setelah ngirim email follow-up dan buat postingan viral di LinkedIn tentang pelajaran selama magang, usaha kerasnya berhasil. Kantor Zucker menghubunginya untuk janji temu berdua.
Malam sebelum ketemu Zucker, Daniel begadang sampai jam 2 pagi untuk siapin pertanyaan. Tapi pas waktunya tiba, dia jujur aja. “Aku bilang ke dia, jujur aja, aku yang umur 18 tahun ini belum tau mau ngapain dalam hidup. Aku suka olahraga, suka marketing, tapi gak tau bagaimana menyatukannya.”
Zucker balik nanya, “Apa yang akan kamu lakukan secara gratis?”
Pertanyaan itu langsung mengingatkannya pada saat dia rela cuci baju tim basket tanpa dibayar. “Kamu harus melakukan pekerjaan yang benar-benar menginspirasimu — yang akan kamu lakukan meskipun tanpa dibayar,” nasehat Zucker. Menurut Daniel, itu adalah nasihat terbaik yang pernah dia terima.