Jakarta (ANTARA) – Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani telah menetapkan target investasi dari negara-negara Uni Eropa untuk tumbuh 20 persen per tahun setelah penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).
Dia mengatakan pertumbuhan investasi sebelumnya rata-rata sekitar 15 persen per tahun antara 2020 dan 2025, dengan total nilai sekitar US$14,5 miliar.
“Karena angkanya masih relatif kecil, kami harap pertumbuhannya bisa naik jadi 18–20 persen per tahun,” kata Rosan dalam konferensi pers peluncuran EU Investment Desk di Jakarta, Selasa.
Kementeriannya kini menunggu ratifikasi perjanjian agar bisa berlaku. “Kami terus mendorong ratifikasi supaya IEU-CEPA bisa segera diimplementasikan,” ujarnya.
Indonesia dan UE menandatangani kesimpulan substantif pakta perdagangan ini pada 23 September 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perjanjian ini berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia ke UE hingga 2,5 kali lipat.
Perjanjian ini diharapkan berdampak signifikan, dengan perdagangan bilateral ditargetkan naik jadi US$60 miliar, sementara nilai ekspor Indonesia diproyeksikan tumbuh lebih dari 50 persen dalam 3-4 tahun.
Sejumlah sektor unggulan Indonesia, seperti kelapa sawit, tekstil, alas kaki, dan perikanan, akan mendapat akses lebih luas ke pasar UE.
Selain itu, sektor jasa profesional Indonesia, seperti arsitektur, konsultan hukum, dan industri kreatif, diperkirakan akan bisa bersaing dalam hal harga, kualitas, dan inovasi.
Sementara itu, UE akan mendapat peluang lebih besar di pasar Indonesia, terutama di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa profesional.
Berita terkait: Indonesia–EU trade deal paves way for $2.8B boost, job growth
Berita terkait: IEU-CEPA eases EU stance on deforestation rules
*Penerjemah: Putu Indah, Raka Adji
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025*