Jakarta (ANTARA) – Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Peru (IP-CEPA) merupakan langkah tepat untuk membuka pasar ekspor baru bagi Indonesia di wilayah Amerika Latin, menurut ekonom Piter Abdullah.
Dia mengatakan diversifikasi pasar ekspor sangat diperlukan agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada satu atau dua negara mitra dagang saja.
“Faktanya: kita tidak bisa bergantung pada sedikit mitra dagang,” kata Abdullah dalam konferensi pers mengenai Laporan Penelitian Ekonomi Digital di sini pada Selasa.
Dia menambahkan, diversifikasi pasar juga akan membuat komposisi perdagangan Indonesia lebih sehat.
“Kita akan punya komposisi (perdagangan) yang lebih sehat. Kita tidak akan tergantung pada satu negara. Diversifikasi, dan itu tidak mudah, tapi setidaknya kita harus mulai dengan membuka pintu itu,” ujarnya.
Berdasarkan data 2024, total perdagangan Indonesia dengan Peru mencapai US$479 juta. Ekspor ke Peru sebesar US$329,4 juta dan impor senilai US$149,6 juta.
Barang ekspor utama Indonesia ke Peru termasuk motor, mobil, alas kaki, dan minyak sawit. Sementara, impor dari Peru meliputi kakao, beri, pupuk, dan produk pertanian lainnya.
Dalam IP-CEPA, Indonesia akan menghapus tarif sekitar 85 persen dari lebih dari 9.700 produk berasal dari Peru. Sementara itu, Peru akan menghapus tarif pada 87 persen dari lebih dari 6.900 produk dari Indonesia.
Melalui IP-CEPA, kedua negara sepakat beberapa strategi untuk meningkatkan surplus dagang, seperti menambah volume perdagangan, memungkinkan transfer teknologi di sektor tertentu, dan memperkuat kerangka yang mendorong hubungan ekonomi, kemakmuran, dan solidaritas dalam menghadapi tantangan global.
Pemerintah Indonesia juga akan merundingkan kesepakatan investasi dan jasa untuk memperkuat hubungan bilateral. Dengan IP-CEPA, produk Peru seperti cokelat, gula, dan beras bisa masuk pasar Indonesia bebas tarif.
Berita terkait: CEPA bisa tingkatkan ekspor ke Peru US$5 miliar: kementrian
Berita terkait: IP-CEPA perluas akses pasar bilateral: Pejabat
Penerjemah: Bayu, Kenzu
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025