Starbucks Minta Pelanggan di Korea Selatan Berhenti Membawa Printer dan Komputer Desktop ke Toko Karena Karyawan Mengubah Kafe Jadi Kantor Jarak Jauh

Ada yang santai di Starbucks sambil minum latte dan ngecek email, tapi ada juga yang bawa printer dan komputer besar ke sana buat kerja.

Starbucks Korea lagi ngalamin hal ini dan skarang mereka larang pengunjung bawa peralatan kerja besar-besaran, biar kafe gak jadi kayak kantor.

"Starbucks Korea udah update aturan supaya semua pelanggan bisa ngerasain suasana nyaman di kafe. Laptop dan alat kecil masih boleh, tapi tolong jangan bawa komputer desktop, printer, atau barang besar lain yg bisa ganggu kenyamanan orang lain," kata juru bicara Starbucks ke Fortune.

Perusahaan ini bilang mereka tetap mau jadi "ruang ketiga" yg nyaman. Perubahan aturan ini pertama kali dilaporin sama Korea Herald.

Starbucks udah ada di Korea sejak buka toko pertamanya di daerah Edae, Seoul tahun 1999. Sekarang jumlah Starbucks di Korea lebih banyak dari Jepang, meski penduduknya cuma setengah.

Tapi larangan buat "cagongjok" (orang yg kerja lama di kafe) mungkin tanda perubahan sikap ke pelanggan yg setia tapi manfaatin fasilitas Starbucks. Starbucks Korea mayoritas dimiliki E-Mart Inc. sejak 2021.

Selama pandemi COVID, banyak orang kerja remote dan kontrak sementara, makanya "cagongjok" makin banyak, kata profesor Jo Elfving-Hwang.

"Ini cara kerja yg murah," katanya. "Cuma beli kopi terus kerja di sana – tapi sekarang udah keterlaluan."

Budaya nongkrong di kafe udah lama di Korea, kata Profesor Young-Key Kim-Renaud. Tapi "cagongjok" (gabungan kata kafe, belajar, dan suku) makin terkenal karena perubahan pasar kerja.

Sewaktu pandemi, banyak yg kerja remote. Tapi pas balik ke kantor, harga sewa di Seoul naik banget sampe perusahaan susah cari ruang kantor. Akhirnya banyak pegawai kerja di co-working space atau kafe.

MEMBACA  Boris Johnson ditolak dari tempat pemungutan suara karena tidak membawa ID yang sesuai

"Perusahaan sadar mereka gak selalu butuh kantor sendiri," kata Elfving-Hwang.

Tapi pemilik kafe gak semua suka sama "cagongjok", ada yg sebut mereka "pencuri listrik" karena lama di kafe cuma beli segelas kopi.

Meski kafe skarang jadi tempat kerja, Elfving-Hwang yakin bakal balik lagi jadi tempat santai. "Aneh juga kok lama banget baru ada larangan," ujarnya. Orang harus belajar untuk menerima perbedaan pendapat karena setiap orang punya cara pikir yg beda. Kadang kita gak setuju, tapi itu normal. Yang penting saling menghargai dan gak memaksakan keinginan sendiri. Dengan begitu, hidup bakal lebih damai dan hubungan dgn orang lain juga lebih baik.

Beberapa kata mungkin salah ketik atau kurang tepat, tapi maksudnya tetap bisa dimengerti.