Ekonom Federal Reserve Tak Yakin AI Akan Meningkatkan Produktivitas Pekerja, Sebut Bisa Jadi Penemuan Sekali Pakai Seperti Bohlam Lampu

Sebuah laporan baru dari Federal Reserve Board menyimpulkan bahwa kecerdasan buatan generatif (AI generatif) punya potensi besar untuk tingkatkan produktivitas di AS. Tapi, mereka juga ingatkan bahwa dampak ekonominya tergantung pada seberapa cepat dan mendalam perusahaan adopsi teknologi ini.

Laporan berjudul “Generative AI at the Crossroads: Light Bulb, Dynamo, or Microscope?” ditulis oleh Martin Neil Baily, David M. Byrne, Aidan T. Kane, dan Paul E. Soto. Mereka meneliti apakah AI generatif hanya inovasi sementara atau revolusi seperti teknologi umum (GPT) di masa lalu, misalnya listrik dan internet.

Para ekonom Fed menyimpulkan bahwa AI generatif akan memberikan kontribusi signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Tapi, mereka juga bilang hasilnya bisa sangat bervariasi, baik dalam hal seberapa besar dampaknya maupun seberapa cepat itu terjadi. Mereka memberi contoh bohlam lampu: “Beberapa penemuan, seperti bohlam, sementara naikkan pertumbuhan produktivitas saat diadopsi, tapi efeknya hilang ketika pasar sudah jenuh.”

AI Generatif: Alat dan Katalis

Menurut penulis, AI generatif gabungkan ciri GPT (yang picu inovasi di berbagai sektor) dan “penemuan metode penemuan” (IMI) yang buat riset lebih efisien. Mereka lihat potensi AI generatif jadi GPT seperti dinamo listrik atau IMI seperti mikroskop majemuk.

Tapi, para ekonom Fed ingatkan bahwa perkembangan teknologi ini masih awal. Mereka tulis: “Argumen bahwa AI generatif adalah teknologi umum sangat kuat, didukung oleh inovasi berkelanjutan.”

Sejak OpenAI luncurkan ChatGPT akhir 2022, AI generatif tunjukkan kemampuan luar biasa, dari menyamai manusia dalam tugas kompleks sampai ubah pekerjaan di bidang penulisan, coding, dan layanan pelanggan. Tapi, penulis catat bahwa masih sedikit bukti banyak perusahaan benar-benar gunakan teknologi ini.

MEMBACA  Asuransi Pixel Terbaru Google Klaim Tak Terbatas: Benar atau Cuma Gimik? Ini Hitungannya.

Adopsi Terbatas tapi Tumbuh

Meski menjanjikan, laporan tekankan bahwa manfaat AI generatif sejauh ini terpusat di perusahaan besar dan industri digital. Survei tunjukkan adopsi tinggi di perusahaan besar, sementara usaha kecil masih tertinggal. Data lowongan kerja juga tunjukkan pertumbuhan permintaan skill AI masih lambat sejak 2017.

“Tantangan utamanya adalah penyebaran,” tulis penulis. Mereka catat bahwa biasanya butuh dekade untuk teknologi seperti komputer dan listrik berdampak penuh pada produktivitas.

“Pekerjaan yang butuh skill AI masih sedikit dan naik perlahan, artinya perusahaan ambil pendekatan hati-hati,” tulis mereka. “Ujian sebenarnya adalah apakah AI generatif bisa untungkan bisnis dalam skala besar, dan cerita seperti itu masih jarang saat ini.”

Inovasi Produk dan Proses

Laporan jelaskan bagaimana AI generatif sudah picu gelombang inovasi produk dan proses. Di kesehatan, AI bantu tulis catatan medis dan bantu radiologi. Perusahaan keuangan gunakan AI untuk kepatuhan dan manajemen portofolio. Sektor energi gunakan untuk optimalkan jaringan listrik, sedangkan di TI, programmer bisa selesaikan tugas 56% lebih cepat dengan GitHub Copilot.

Kemajuan di hardware, khususnya peningkatan cepat chip GPU, tunjukkan bahwa mesin pendukung AI generatif masih terus berkembang. Paten terkait AI juga melonjak sejak 2018, bersamaan dengan munculnya arsitektur transformer—dasar model bahasa besar saat ini.

Peran dalam Riset dan Pengembangan

Laporan juga temukan bahwa AI generatif semakin berperan sebagai IMI, tingkatkan observasi, analisis, dan komunikasi dalam riset ilmiah. Ilmuwan sekarang gunakan AI untuk analisis data, tulis draf riset, bahkan otomatisasi bagian proses penemuan.

Penulis sorot semakin banyak referensi AI dalam inisiatif R&D, baik di data paten maupun diskusi perusahaan, sebagai bukti bahwa AI generatif mulai berakar di ekosistem inovasi.

MEMBACA  Relawan Jokowi Yakin Roy Suryo dan Kawan-Kawan Akan Dipenjara dalam Kasus Tuduhan Ijazah Palsu

Optimisme Hati-hati

Meski prospek AI generatif untuk tingkatkan produktivitas menjanjikan, penulis ingatkan agar tidak berharap perubahan instan. Proses ini butuh investasi tambahan, perubahan organisasi, dan akses andal ke infrastruktur komputasi dan listrik.

“Kontribusi AI generatif terhadap pertumbuhan produktivitas tergantung pada kecepatan adopsi, dan sejarah tunjukkan bahwa integrasi teknologi revolusioner ke ekonomi butuh waktu lama,” simpul laporan. Penulis percaya peran ganda AI generatif—sebagai platform transformatif dan metode percepatan penemuan—beri harapan baik untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Tapi, bagaimana jika ini cuma bohlam lampu lain?

Untuk cerita ini, Fortune gunakan AI generatif untuk bantu buat draf awal. Editor verifikasi keakuratan informasi sebelum publikasi.