Zelensky Menuntut Sanksi Usai Serangan Rusia Tewaskan 33 Orang di Kyiv (Tata letak yang lebih rapi dan profesional)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan sanksi internasional yang lebih keras terhadap Rusia setelah serangan mematikan di Kyiv menewaskan setidaknya 31 orang.

Zelensky menyebut lima anak—termasuk yang termuda berusia dua tahun—menjadi korban tewas, dan 159 orang luka-luka dalam serangan pada Kamis itu.

"Tidak peduli seberapa keras Kremlin menyangkal efektivitasnya, sanksi itu bekerja—dan harus diperkuat," ujarnya.

Kyiv menggelar hari berkabung setelah serangan di ibu kota itu meruntuhkan sebuah apartemen dan merusak rumah sakit, sekolah, taman kanak-kanak, serta universitas.

Menurut angkatan udara Ukraina, Rusia meluncurkan lebih dari 300 drone dan delapan rudal jelajah dalam serangan dini hari. Ini merupakan salah satu serangan paling mematikan yang dialami Kyiv sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.

Presiden AS Donald Trump mengutuk tindakan Rusia di Ukraina dan mengisyaratkan sanksi baru terhadap Moskow bakal segera diterapkan.

"Aku pikir apa yang mereka lakukan sangat memuakkan. Sangat memuakkan," katanya kepada wartawan.

Pada Senin, Trump memberikan tenggat waktu baru "10 atau 12" hari bagi Rusia untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina.

John Kelley, perwakilan sementara AS untuk PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Kamis bahwa Rusia dan Ukraina "harus bernegosiasi untuk gencatan senjata dan perdamaian jangka panjang."

"Sudah waktunya membuat kesepakatan," ucapnya.

Pejabat Ukraina pada Jumat menyebut Kyiv mendapat "sinyal positif" dari AS terkait sanksi baru, terutama yang menyasar minyak Rusia dan pasar sekunder.

Wakil menteri luar negeri Ukraina Andrii Sybiha menyatakan Trump "dermawan dan sabar," tapi "sekarang adalah saatnya memberi tekanan maksimal pada Moskow."

Sementara itu, Jerman berjanji pada Jumat untuk mengirimkan dua sistem pertahanan udara Patriot buatan AS dalam beberapa hari mendatang.

MEMBACA  Apa dampak dari kembalinya Joseph Kabila ke DRC? | Berita Krisis Kemanusiaan

Zelensky menyebut hanya di bulan Juli, Rusia meluncurkan lebih dari 5.100 bom gliding, 3.800 drone Shahed, dan 260 rudal—termasuk 128 balistik.

"Setiap hari sangat berharga," tegasnya. "Ini hanya bisa dihentikan dengan usaha bersama—oleh Amerika, Eropa, dan aktor global lainnya."